Warga Kesulitan Air Bersih, Ini Dampaknya
Lahan pertanian warga di Kabupaten Kepahiang gersang akibat kekeringan.-Doni/BE -
harianbengkuluekspress.id - Belakangan ini di wilayah Kabupaten Kepahiang tanpa terjadi hujan atau kemarau. Dampaknya sejumlah sumber air masyarakat kekeringan.
Sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Dengan kondisi kemarau atau tanpa hujan, di satu sisi juga menguntungkan para penjual air dan para penggali sumur atau penguras air sumur. Lantaran orderan pembelian air semakin banyak termasuk juga orderan pengurasan atau penggalian sumur juga banyak.
Diungkapkan warga Dusun Kepahiang, Anthony, sejak belakangan ini air sumur miliknya mulai kekeringan. Padahal air merupakan kebutuhan utama setiap harinya. Karena selain untuk untuk masak, air juga digunakan untuk nyuci pakaian dan mandi.
"Lantaran tanpa hujan, sumur kami mulai kering. Padahal air sangat kami butuhkan untuk keperluan sehari hari. Dengan itupula salah satu Langkah yang kami lakukan meminta tukang gali sumur untuk melakukan penggalian atau pengurasan," ungkap Antony.
BACA JUGA:202.820 Masyarakat Rekam KTP-el, Segini Jumlah yang Belum
BACA JUGA:Dinkes Kejar Target Imunisasi Polio, Segini Jumlahnya
Sementara itu, penjual air Doni juga mengungkapkan, musim kemarau yang terjadi merupakan berkah bagi dirinya. Karena banyak orderan yang masuk untuk melakukan pembelian air bersih di sejumlah wilayah dalam Kabupaten Kepahiang.
"Alhamdulillah pak banyak yang pesan air bersih. Biasanya kita jual itu 1 tedmon 1200 liter seharga Rp 80 ribu," ujarnya.
Sekadar informasi, BMKG telah merilis prediksi kapan musim hujan 2024. Dalam rilisnya disampaikan bahwa sejumlah wilayah akan mengalami hujan pada dasarian I-III (tanggal 1-30) September 2024. Berdasarkan Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Agustus 2024, BMKG mengatakan pada September 2024 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0-150 mm/dasarian).
Sebelumnya BMKG menjelaskan potensi hujan ini dipengaruhi oleh aktivitas fenomena cuaca global dan regional berupa aktifnya Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Adapun wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori rendah Pada Dasarian I (1-10) September 2024 meliputi:
Sebagian Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sebagian Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Sebagian besar Jawa, Bali, NTB, NTT, Sebagian Kalimantan Barat, Sebagian Kalimantan Tengah, Sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sebagian besar Pulau Sulawesi, termasuk Bengkulu. (doni)