Jadi Kontroversi Di Masyarakat, FSGI Menolak Wacana Penerapan Kembali UN
IST//BE Pelaksaan kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang sukses digelar dilaboratorium komputer madrasah MAN 1 kota.--
Harianbengkuluekspress.id- Wacana diterapkan kembali pelaksanaan Ujian Nasional (UN) menjadi kontroversi di tengah masyarakat.
Sejumlah organisasi profesi dan komunitas pendidikan pun menolak langkah yang sedang dipertimbangkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kendiksasmen) ini.
Seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo mengatakan bahwa penerapan kembali UN seringkali membuat siswa stres karena menentukan nasib kelulusan mereka.
Melihat hal tersebut, ia menolak rencana untuk menerapkan kembali UN. Ia menilai, kebijakan dikembalikan UN dinilai tidak bermanfaat bagi evaluasi pendidikan.
BACA JUGA:UN Diterapkan Kembali? Mendikdasmen Ungkap Begini
BACA JUGA:Wacana UN Kembali Digelar, DPR RI Minta Mendikdasmen Lakukan Pengkajian Mendalam
Bahkan, menurutnya juga tidak tepat digunakan sebagai alat seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
"Jika UN hanya dimaksudkan sebagai alat penilaian akhir kenaikan tingkat, maka penggunaan hasil UN sebagai alat seleksi akan menimbulkan berbagai konsekuensi negatif, " ujarnya.
Karena didasarkan pada pengalaman dirinya dan rekan-rekan guru yang pernah mengalami masa-masa ketika UN diberlakukan.
Heru menceritakan pengalamannya, saat UN menjadi alat penentu kelulusan siswa. Ia menyaksikan sendiri munculnya kecurangan-kecurangan yang dilakukan hanya untuk mendapatkan kelulusan.
Dampak diterapkannya kembali UN pun disampaikan Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menuturkan walaupun terbuka atas pembahasan UN.
Namun, mengakui bahwa dampak negatifnya yang dirasakan pun juga harus dipertimbangkan.
BACA JUGA:Prediksi BMKG, Daerah yang Alami Hujan Lebat Hari Ini, Kamis 7 November 2024, Berikut Daftarnya
BACA JUGA:5 Pelamar PPPK Benteng Dicurigai, 2 Terbukti Gunakan SK Fiktif, Begini Fakta Terungkap