Lahan Pertanian dan JSP di Kedurang Rusak, Ini Pemicunya

Kepala Desa Lubuk Resam, Imkahar saat menunjukkan bekas terjadinya banjir bandang yang menerjang area pertanian masyarakat, Selasa (28/11). -Renald/Bengkulu Ekspress-

HARIANBE – Bencana banjir yang merusak lahan pertanian warga seperti sawah dan kebun jagung kembali terjadi di Bengkulu Selatan. Kali ini bencana banjir tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Kedurang. 

Hal tersebut terjadi karena intensitas hujan sejak Senin (27/11) sore cukup tinggi hingga Selasa (28/11).

BACA JUGA: JSP Padang Lakaran Butuh Perbaikan, Begini Kondisinya Saat ini

BACA JUGA: Marak Laka Lantas Dengan Korban Meninggal di Seluma, Pemicunya Didominasi Karena ini

Sehingga, menyebabkan debit air di Sungai Kedurang juga tinggi dan menyebabkan banjir bandang memorak-porandakan lahan pertanian warga.

Kepala Desa Lubuk Resam, Kecamatan Kedurang, Imkahar mengaku banjir bandang tersebut telah terjadi sejak Senin sore dan sempat direkam oleh masyarakat desa. 

“Banjir tersebut telah menghancurkan lahan pertanian warga, baik padi dan jagung seluar 15 hektar,” ujar Imkahar kepada BE, Selasa (28/11).

Lebih lanjut, Imkahar menyampaikan akibat banjir bandang tersebut bukan hanya lahan pertanian warga yang hancur tersapu air dari hulu sungai.

Tetapi beberapa infrastruktur yang ada di area tersebut juga ikut hancur, seperti irigasi dan jalan sentra produksi.

“Untuk irigasi sebagian sudah ada yang jebol atau roboh diterjang banjir. Bahkan, kondisi tersebut juga diperparah dengan lahan yang harus mengalami gagal panen karena musibah banjir tersebut. Sebab, ada beberapa lahan jagung dan sawah yang siap panen tapi rata dengan  pasca diterjang banjir,” sampainya.

Imkahar juga menjelaskan penyebab banjir bandang yang terjadi bukan hanya karena intensitas hujan yang tinggi pada musim pancaroba saat ini.

Bahkan, penyebab banjir bandang yang menerjang area pertanian warga tersebut juga karena adanya perpindahan aliran air yang ada di Sungai Kedurang.

Sehingga, penanganan aliran sungai sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya banjir bandang susulan yang diperkarakan akan semakin parah ketika masuk musim hujan pada awal 2024 mendatang.

BACA JUGA: Warga Transmigrasi Batu Ampar Bertambah 10 KK, Ini Daerah Asalnya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan