Sinergi Pilar Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi
Rewa/BE Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha didampingi Wakil Gubernur Bengkulu, Dr H Rosjonsyah SIP MSi dan tamu undangan berfoto bersama pada Pertemuan BI 2023 di Hotel Mercure Kota Bengkulu, Rabu (29/11).--
BENGKULU, BE - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menyebutkan sinergi menjadi pilar utama ketahanan dan kebangkitan ekonomi provinsi ini ke depan. Meskipun pertumbuhan ekonomi Bengkulu tahun 2023 ini mengalami perlambatan sebesar 3,49-4,29 persen (yoy), namun berkat sinergi, ekonomi Provinsi Bengkulu akan tumbuh diatas angka tersebut pada tahun 2024 mendatang.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 diproyeksi tumbuh diatas angka 4,7 persen hingga 5,3 persen (yoy). Hal itu didukung oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang diperkuat oleh momen pemilu. Namun, investasi yang melambat dan sikap wait and see investor mungkin menjadi faktor yang menahan pertumbuhan.
"Kami percaya ekonomi Bengkulu akan tumbuh pada tahun 2024 meskipun terdapat beberapa faktor penghambat seperti investasi yang melambat dan sikap wait and see investor," kata Dhita pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 di Kota Bengkulu, Rabu (29/11) malam.
Ia berharap, sinergi bisa semakin ditingkatkan pada tahun 2024 mendatang. Sehingga pertumbuhan ekonomi bisa semakin meningkat. Peningkatan tersebut dari sisi lapangan usaha akan ditopang oleh sektor pertanian dan peningkatan hasil perkebunan kelapa sawit serta dorongan dari lapangan usaha perdagangan yang semakin baik di tengah Pemilu.
"Mari kita tingkatkan sinergi untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi pada tahun 2024," ujarnya.
Tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu memperkirakan inflasi di tahun 2024 juga akan terkendali. Hal itu tentu tidak lepas dari sinergi dan inovasi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi Bengkulu melalui pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Dengan sinergi TPID melalui GNPIP inflasi tahun 2024 akan terjaga pada kisaran 2,5 plus minus 1 persen. Selain itu, TPID juga akan terus fokus pada ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif," pungkasnya.
Wakil Gubernur Bengkulu, Dr H Rosjonsyah SIP MSi mengatakan, perlunya mengarahkan perekonomian ke arah yang memiliki efek jangka panjang dan berkelanjutan. Dimana peningkatan investasi dianggap sebagai langkah kunci untuk mewujudkan hal tersebut.
"Kami pikir pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 jangan hanya fokus pada sektor primer maupun konsumsi masyarakat, tetapi bisa diarahkan ke sektor yang memiliki jangka panjang seperti peningkatan investasi," ujar Rosjonsyah.
Selain itu, menurutnya, sinergi diberbagai sektor di Bengkulu dianggap sebagai kunci untuk membangun ekonomi mendatang. Peningkatan investasi, pengembangan ekonomi syariah, dan dukungan terhadap sektor pariwisata menjadi fokus utama untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat Provinsi Bengkulu.
"Kita perlu memperkuat sinergi dengan memperhatikan peluang dan tantangan yang mungkin muncul pada tahun 2024. Termasuk sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan harga komoditas dan urgensi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan," pungkasnya.(999)