Penjualan Pernak-pernik Imlek Lesu, Tetap Semangat Lestarikan Tradisi

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025, Suasana di Kampung China Kota Bengkulu tampak lebih sepi, Penjualan pernak-pernik khas Imlek,--
Harianbengkuluekspress.id - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025, suasana di Kampung China, Kota Bengkulu, tampak lebih sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penjualan pernak-pernik khas Imlek, seperti angpau, lampion, hingga kue keranjang, mengalami penurunan drastis akibat pergeseran kebiasaan belanja masyarakat.
Ce Amoy, seorang pedagang pernak-pernik Imlek yang telah berjualan di kawasan Kampung China selama bertahun-tahun, mengungkapkan bahwa pengunjung tokonya tahun ini jauh dari harapan.
"Mungkin sekarang banyak orang yang lebih memilih belanja di toko online. Selain itu, banyak juga yang merayakan Imlek di luar kota," ujar Ce Amoy.
Meski demikian, Ce Amoy tetap melayani para pembeli yang mayoritas merupakan pemilik toko besar atau kafe. Mereka membeli pernak-pernik untuk menghias tempat usaha agar suasana Imlek tetap terasa semarak.
"Kalau pembeli untuk keperluan pribadi, memang agak sepi. Tapi untuk dekorasi toko dan kafe, masih ada beberapa yang beli," ucapnya.
BACA JUGA:Pilkada Sukses, PPK dan PPS di Benteng Diberi Reward, Ini Tujuannya
BACA JUGA:SE Tiga Menteri Dibahas Disdikbud Mukomuko, Begini Hasilnya
Beragam produk khas Imlek tersedia di tokonya dengan harga yang bervariasi. Angpau, misalnya, dijual mulai dari Rp2 ribu hingga Rp10 ribu, tergantung pada motif dan ukurannya. Untuk Lampion dihargai mulai Rp45 ribu hingga Rp350 ribu bergantung pada bahan dan ukurannya. Selain itu, Ce Amoy juga menjual kue keranjang tradisional dengan harga Rp40 ribu hingga Rp65 ribu.
Meski menghadapi tantangan penurunan penjualan, Ce Amoy tetap optimis dan bersemangat melestarikan tradisi Imlek. "Yang penting kita tetap berusaha menjaga tradisi. Semoga tahun depan lebih ramai lagi," ucapnya penuh harap.
Perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 29 Januari mendatang diharapkan membawa keberuntungan dan kebahagiaan, khususnya bagi masyarakat Tionghoa dan para pedagang yang terus berupaya mempertahankan budaya meski menghadapi tantangan zaman.
"Semoga Imlek kali ini tetap memberikan rezeki dan keberkahan bagi semua," ungkap Ce Amoy.
Tradisi Imlek di Kampung China, Bengkulu, mungkin tidak seramai dahulu, namun semangat untuk melestarikan budaya tetap hidup di tengah masyarakat. (Indri)