Waspada! Marak Penipuan Menggunakan BTS, Begini Modusnya

Waspada! Marak Penipuan Menggunakan BTS, Begini Modusnya-ilustrasi/Bengkuluekspress-
Pelaku mengaktifkan perangkat fake BTS di lokasi tertentu, yang kemudian memancarkan sinyal menyerupai BTS resmi. Ponsel yang berada dalam jangkauan akan secara otomatis terhubung ke jaringan palsu ini.
BACA JUGA:Mencium Suami /Istri Saat Siang Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya? Begini Kata Gus Baha
- Pengiriman SMS Penipuan
Setelah terhubung, pelaku mencegat kode OTP yang dikirim oleh bank atau layanan digital resmi tetapi sebenarnya bukan sebelum meneruskannya ke pengguna. Ini memungkinkan pelaku dapat mengakses akun korban.
- Mengedit Isi SMS
Pesan yang dikirim dapat diubah oleh pelaku sehingga bisa dikirimkannya ke korban, misalnya mengganti nomor tujuan transfer dalam SMS banking.
- Man in the Middle
Modus fake BTS memungkinkan pelaku bertindak sebagai penghubung antara korban dan layanan perbankan atau digital. Korban percaya bahwa mereka sedang berinteraksi dengan layanan resmi, padahal semua informasi yang mereka berikan dikuasai oleh pelaku.
Selain itu, perangkat fake BTS juga mampu mengirimkan pesan SMS secara massal tanpa melalui jaringan operator seluler.
Sehingga, pesan-pesan penipuan ini sulit untuk dilacak dan sering kali berhasil melewati sistem keamanan yang diterapkan oleh operator.
Dampak dari Penipuan Menggunakan Fake BTS
Modus ini tidak hanya merugikan individu tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan terhadap sistem perbankan. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan untuk mencegah semakin banyaknya korban, Frederica atau yang akrab disapa Kiki mengatakan sektor perbankan berencana untuk meminimalkan penggunaan SMS sebagai medium pemberitahuan kepada nasabah.
“Mereka akan meminimalkan penggunaan SMS dalam memberikan notifikasi atau informasi bank kepada nasabah,” ujar Kiki saat media briefing di Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025 yang dilansir dari Antara.
Selain itu, menurut informasi dari perbankan, lanjut Kiki, bahwa salah satu penyebab terjadinya penipuan tersebut karena masih adanya penggunaan service jaringan 2G pada dua provider. Sementara itu, provider lainnya menetapkan opsi bagi pengguna untuk menonaktifkan jaringan 2G.