PMI Manufaktur dan Indeks Kepuasan Konsumen Naik, Ekonomi BS Tetap Kuat

RENALD/BE Joko Prayitno--
Harianbengkuluekspress.id – Perekonomian Indonesia terus menunjukkan tren positif dengan meningkatnya aktivitas manufaktur dan daya beli masyarakat. Pada Februari 2025, Indeks PMI (Purchasing Managers’ Index) Manufaktur naik ke 53,6 dari 51,9 di Januari, menandakan ekspansi industri.
"PMI yang terus meningkat menunjukkan sektor manufaktur kita tetap tumbuh di tengah tantangan global. Ini menjadi sinyal baik bagi ekonomi nasional," ujar Kepala KPPN Manna, Joko Prayitno kepada BE, Rabu 19 Maret 2025.
Selain itu, Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) tetap kuat di level 127,2, mencerminkan daya beli masyarakat yang terjaga. Sementara itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) tumbuh 0,4%, menunjukkan aktivitas ekonomi tetap stabil.
"Konsumsi domestik masih menjadi pilar utama ekonomi. Dengan daya beli yang terjaga, roda ekonomi bisa terus bergerak," tambahnya.
Pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi 0,09% (yoy), dipengaruhi oleh program diskon tarif listrik 50% yang berlaku sejak Januari. Harga pangan juga mulai stabil berkat masuknya panen raya padi dan peningkatan produksi hortikultura.
"Pemerintah terus memastikan harga pangan tetap terkendali melalui berbagai program, seperti operasi pasar dan pasar murah," jelasnya.
BACA JUGA:Bupati Desak Bentuk Dewan Pengupahan Seluma
BACA JUGA:Pemkab Kaur Optimis Target 12,5 Persen Stunting Tercapai, Begini Upaya yang Dilakukan
Untuk mendukung mobilitas saat Idulfitri, pemerintah juga memberikan diskon tarif tol dan insentif PPN DTP tiket pesawat.
"Kami berharap kebijakan ini tidak hanya mempermudah masyarakat merayakan Lebaran, tetapi juga mendorong pergerakan ekonomi," ujarnya.
Di wilayah kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Manna, realisasi APBN turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Hingga Februari 2025, penerimaan negara dari PNBP mencapai Rp2,77 miliar, naik 119,71% dibanding tahun sebelumnya.
"PNBP yang meningkat menunjukkan kepatuhan dan kesadaran masyarakat dalam berkontribusi terhadap pendapatan negara," kata Joko.
Realisasi Belanja Negara telah mencapai Rp412,09 miliar atau 13,06% dari total pagu anggaran. Dana Alokasi Umum (DAU) telah tersalurkan Rp300,56 miliar, dengan percepatan dibanding tahun lalu. Namun, defisit anggaran tercatat Rp409,31 miliar, menandakan perlunya peningkatan kemandirian fiskal daerah.
"Kami terus mendorong optimalisasi anggaran agar program pembangunan berjalan efektif dan tepat sasaran," tuturnya.