BPMP Gelar Refleksi dan Apresiasi Kurikulum Merdeka, Ini Kata Gubernur Bengkulu
BPMP Gelar Refleksi dan Apresiasi Kurikulum Merdeka-Endang S/Bengkulu Ekspress-
HARIANBE- Gubernur Bengkulu, Prof. Dr H Rohidin Mersyah mengapresiasi implementasi kurikulum Merdeka, guna mendorong kemandirian anak berbasis potensi.
Hal itu ia ungkapkan saat membuka kegiatan Refleksi dan Apresiasi Merdeka Belajar Tahun 2023 yang diselenggarakan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Bengkulu, di Ball Room Mercure Hotel, 21 Desember 2023.
BACA JUGA: Dukung Merdeka Belajar, Sejumlah Pemerintah Daerah Raih Penghargaan, Berikut Daftarnya
Pada kesempatan itu, ia menegaskan bahwa pemerintah Provinsi Bengkulu melalui OPD terkait telah bekerja sama dengan Kemendikbukristek melalui Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang bertujuan mensukseskan program Merdeka Belajar.
"Jadi memang, target pemerintah perlu ada perubahan yang sangat mendasar dari sistem pembelajaran kita," ujarnya.
Diketahui, implementasi kurikulum merdeka di provinsi Bengkulu sudah berlangsung kurang lebih dua tahun, kurikulum baru tersebut sudah diterapkan mulai jenjang PAUD, Pendidikan Dasar,
Juga, Pendidikan Menengah, Pendidikan Kesetaraan bahkan ke tingkat perguruan tinggi melalui program kampus merdeka.
Seiring dengan dengan perkembangan dunia pendidikan, Kurikulum merdeka sangat memberikan memberikan dampak positif berbasis pada potensi awal anak untuk mendorong kemandiain anak yang akan datang.
" Dengan Kurikulum Merdeka, menjadikan mata pelajaran sebagai instrument belajar dalam rangka pemetaan potensi awal peserta didik yang dijadikan dasar bagi pendidik mengoptimalkan potensi masing-masing anak didik, " katanya.
BACA JUGA: Guru PAUD Wajib Tahu Ini
Seraya menambahkan kurikulum itu disusun berdasarkan potensi anak. Misalnya anak dikasih Kesenian, tidak hebat. Diberikan Matematika juga tidak hebat.
Pas dikasih Bahasa Indonesia, melejit dia. Artinya guru mengoptimalkan anak dari pelajaran Bahasa Indonesia, disini orang tua juga dituntut untuk mengenali kemampuan anak.
Kesalahan memetakan potensi dan kemampuan anak baik di sekolah maupun di rumah, bisa menimbulkan kegagalan pada anak dan menyebabkan ketidakmandirian anak di masa depan.
"Kalau dulu kita diformat seragam, pokoknya dinilai semua sama. Iya kalau orang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata dengan kemampuan konverginitas yang luas, bisa dia.