Buruh Belum Sejahtera, Masih Ada Upahnya Tak Layak

Reporter: Rewa |

Editor: Haijir |

Senin , 01 Jan 2024 - 22:23

Buruh perkebunan sawit masih diupah tak layak.--

BENGKULU, BE - Kanopi Bengkulu menyoroti masih banyak buruh di Bengkulu yang masih jauh dari kata sejahtera. Bahkan beberapa diantaranya mendapatkan upah yang tidak layak dan belum mendapatkan jaminan perlindungan dari perusahaan.

Ketua Kanopi Bengkulu, Ali Akbar mengungkapkan, banyak buruh di Bengkulu masih belum sejahtera. Salah satunya buruh harian lepas yang bekerja di perusahaan kelapa sawit. Dimana upah yang diterima oleh mereka hanya Rp 67 ribu per hari.

"Hal itu sangat merugikan buruh harian lepas tersebut. Mereka hanya mendapatkan upah sebesar Rp 67 ribu per hari. Ini jauh dari kata sejahtera," ujar Ali, Senin 1 Januari 2024.

Ali menambahkan, tidak hanya permasalahan upah harian yang rendah, buruh tersebut juga tidak mendapatkan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan dari perusahaan. Padahal mereka sangat membutuhkan kedua hal tersebut.

"Ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan kerja atau sakit, buruh harian lepas ini tidak memiliki jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan. Ini sangat merugikan mereka," tambah Ali.

Sementara itu, perusahaan kelapa sawit yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa upah yang diberikan kepada buruh harian lepas sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Upah yang diberikan kepada buruh harian lepas sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kami juga sudah memberikan mereka fasilitas yang dibutuhkan," kata perusahaan tersebut.

Namun, Ali menilai bahwa upah yang diberikan kepada buruh harian lepas masih jauh dari kata cukup. Idealnya buruh tersebut bisa diberikan upah minimal Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per hari. Upah sebesar itu sesuai dengan risiko kerja yang dijalani setiap harinya.

"Kami berharap pemerintah dan perusahaan kelapa sawit bisa memperhatikan nasib buruh harian lepas ini. Upah yang diberikan harus sesuai dengan upah minimum provinsi dan jaminan kesehatan serta ketenagakerjaan harus diberikan," tegas Ali.

Mendengar keluhan dari Ketua Kanopi Bengkulu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Edwar Happy SSos mengatakan, akan segera melakukan tindakan. Namun tindakan tersebut bisa dilakukan jika ada laporan dari buruh.

"Kami akan memperhatikan nasib buruh harian lepas yang bekerja di perusahaan kelapa sawit dan akan berupaya memberikan solusi terbaik bagi mereka, tapi kami minta mereka melapor agar bisa dibantu,," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ia juga mengajak perusahaan kelapa sawit untuk memperhatikan nasib buruh harian lepas. Hal ini dilakukan agar kesejahteraan tenaga kerja khususnya buruh di Bengkulu bisa meningkat.

"Kami juga mengajak perusahaan kelapa sawit untuk memperhatikan nasib buruh harian lepas ini. Jangan hanya memikirkan keuntungan semata, tapi juga memperhatikan kesejahteraan para buruh," tutupnya. (999)

buruh belum sejahtera, masih ada upahnya tak layak                            bengkulu, be - kanopi bengkulu menyoroti masih banyak buruh di bengkulu yang masih jauh dari kata sejahtera. bahkan beberapa diantaranya mendapatkan upah yang tidak layak dan belum mendapatkan jaminan perlindungan dari perusahaan.
ketua kanopi bengkulu, ali akbar mengungkapkan, banyak buruh di bengkulu masih belum sejahtera. salah satunya buruh harian lepas yang bekerja di perusahaan kelapa sawit. dimana upah yang diterima oleh mereka hanya rp 67 ribu per hari.
"hal itu sangat merugikan buruh harian lepas tersebut. mereka hanya mendapatkan upah sebesar rp 67 ribu per hari. ini jauh dari kata sejahtera," ujar ali, senin 1 januari 2024.
ali menambahkan, tidak hanya permasalahan upah harian yang rendah, buruh tersebut juga tidak mendapatkan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan dari perusahaan. padahal mereka sangat membutuhkan kedua hal tersebut. 
"ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan kerja atau sakit, buruh harian lepas ini tidak memiliki jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan. ini sangat merugikan mereka," tambah ali.
sementara itu, perusahaan kelapa sawit yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa upah yang diberikan kepada buruh harian lepas sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 
"upah yang diberikan kepada buruh harian lepas sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. kami juga sudah memberikan mereka fasilitas yang dibutuhkan," kata perusahaan tersebut.
namun, ali menilai bahwa upah yang diberikan kepada buruh harian lepas masih jauh dari kata cukup. idealnya buruh tersebut bisa diberikan upah minimal rp 100 ribu hingga rp 150 ribu per hari. upah sebesar itu sesuai dengan risiko kerja yang dijalani setiap harinya.
"kami berharap pemerintah dan perusahaan kelapa sawit bisa memperhatikan nasib buruh harian lepas ini. upah yang diberikan harus sesuai dengan upah minimum provinsi dan jaminan kesehatan serta ketenagakerjaan harus diberikan," tegas ali.
mendengar keluhan dari ketua kanopi bengkulu, kepala dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi provinsi bengkulu, edwar happy ssos mengatakan, akan segera melakukan tindakan. namun tindakan tersebut bisa dilakukan jika ada laporan dari buruh. 
"kami akan memperhatikan nasib buruh harian lepas yang bekerja di perusahaan kelapa sawit dan akan berupaya memberikan solusi terbaik bagi mereka, tapi kami minta mereka melapor agar bisa dibantu,," ujarnya.
dalam kesempatan tersebut, ia juga mengajak perusahaan kelapa sawit untuk memperhatikan nasib buruh harian lepas. hal ini dilakukan agar kesejahteraan tenaga kerja khususnya buruh di bengkulu bisa meningkat.
"kami juga mengajak perusahaan kelapa sawit untuk memperhatikan nasib buruh harian lepas ini. jangan hanya memikirkan keuntungan semata, tapi juga memperhatikan kesejahteraan para buruh," tutupnya. (999)

Tag

Share