Pabrik Karet Banyak Gulung Tikar, Ini Pemicu dan Dampaknya

Petani karet lesu karena harga tak kunjung naik-JEFRY/Bengkulu Ekspress-

HARIANBE - Bisnis karet saat ini semakin lesu. Seiring tergerusnya pasokan karet mentah, sehingga para produsen ban domestik kesulitan.

Selain itu, pelaku industri juga dibayangi kelesuan permintaan terutama ekspor akibat restriksi kebijakan sebagaimana diterapkan Uni Eropa.

BACA JUGA: Petani Karet di Seluma Keluhkan Harga Murah, di Sisi Lain Pupuk Sulit Didapat

Dewan Karet Indonesia atau Dekarindo melaporkan setidaknya terdapat 9 pabrik olahan karet di wilayah Sumatra yang gulung tikar alias tutup pada 2023 lantaran kekurangan pasokan bahan olahan karet rakyat (Bokar). 

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) sekaligus Dekarindo, Aziz Pane mengatakan menipisnya bahan baku karet untuk ban membuat kebutuhan impor bahan baku meningkat. 

"Kita kurang bahan baku karet. Makanya pabrik-pabrik karet banyak tutup," katanya.

Dikatakannya, hal itu lantaran petani sekarang lebih memilih untuk tanam kelapa sawit. Sehingga, lahan mereka yang tadinya karet sekarang habis dan menjadi kebun sawit.

Akibatnya, bahan baku kita menipis.  Padahal, 70% penyerapan karet alam dikonsumsi oleh industri otomotif, khususnya untuk kebutuhan ban.

Suplai bahan baku karet pun terus tergerus hingga 20% (year-on-year/yoy) pada 2023. 

Kelangkaan bahan baku membuat impor terus meningkat setiap tahun. Adapun, fenomena kelangkaan bahan baku bokar semakin akut yang ditandai dengan impor bokar sebesar 254.454 ton sejak 2019 hingga Oktober 2023. 

Importasi bahan karet mulai meningkat sejak 2020 sebesar 19.600 ton dan terus meningkat hingga 113.000 ton per Oktober 2023. Bahan baku yang diimpor terutama dalam bentuk cup lump. 

Dalam hal ini, negara asal impor utama bokar, yaitu Cote D'ivoire atau Pantai Gading, Thailand, Ghana, Filipina, dan Liberia. Impor terbanyak datang dari Pantai Gading sebesar 198.500 ton pada periode 2019-2023. 

Di samping itu, data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) menyebutkan bahwa kelangkaan bahan baku membuat 48 dari 152 pabrik crumb rubber tutup dalam 6 tahun terakhir.

BACA JUGA: Ekspor Karet 161,28 Ton, Bengkulu Ekspor ke Tiongkok

Tag
Share