Petani Karet di Seluma Keluhkan Harga Murah, di Sisi Lain Pupuk Sulit Didapat

JEFRYY/BE Harga karet di Seluma tidak stabil.--

TAIS, BE - Sejumlah petani di Kabupaten Seluma tepatnya di Desa Kayu Arang Kecamatan Sukaraja, mengeluhkan harga karet murah, hanya 8.000 perkilo yang tidak sebanding dengan kebutuhan pokok yang terus merangkak naik. Ditambah lagi susahnya mendapatkan pupuk subsidi.

Dikatakan salah seorang petani, Sunarto, susahnya mendapatkan pupuk subsidi menjadi keluhan yang mendasar. Serta pupuk non subsidi juga sudah mencapai kenaikan Rp 900 ribu per karung dengan jenis Mutiara.  Disampaikan, untuk harga karet di Kabupaten Seluma, tepatnya di Desa Kayu Arang hanya mengalami kenaikan sekitar Rp. 500 dari harga sebelumnya Rp. 7.500 perkilo.

"Cuma naik Rp 500 itupun dipenghujung tahun naiknya," kata Sunarto

Menurut Sunarto harga karet saat ini tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok serta biaya perawatan seperti pupuk ataupun perwatan pemberisan gulma.Pasalnya saat ini pupuk non subsidi sudah mencapai di angka 900 ribu sedangkan untuk yang subsidi sangat susah didapat.

"Jelas harga tersebut tidak sebanding dengan harga saat ini, mana belum perawatan kebun dan pupuk, sedangkan seluruh kebutuhan pokok naik semua," kata Sunarto.

Dirinya menambahkan agar kiranya pemerintah daerah maupun provinsi agar memperhatikan harga karet di Provinsi Bengkulu khususnya di Kabupaten Seluma. Karena memang harga di Bengkulu sangat berbeda dengan daerah lainnya.

"Di Provinsi Sumsel sudah di harga 10 ribu perkilogramnya, sedangkan di Bengkulu sudah 3 tahun tidak pernah menyentuh angka Rp 10 ribu," tutup Sunarto.

Disampaikan lagi, meskipun harga karet murah Sunarto tetap melakukan pekerjaan menyadap karet yang sudah dilakoninya selama belasan tahun untuk mencukupi kebutuhan.  Termasuk untuk menyekolahkan anak anaknya ke universitas.  Menurutnya, tak hanya itu pasca dilanda musim kemarau kemarin hasil kebun karet miliknya belum terlalu stabil walapun saat ini sudah memasuki musim penghujan. 

"Pasca musim kemarau ini belum stabil hasil getah karet, dari 1 hektar paling 15 kilo itupun hasil kotor," imbuhnya.(333)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan