Aktivitas PT ABS Dihentikan Sementara, Tim Penyelesaian Konflik Mulai Bekerja
Wakapolda Bengkulu, Brigjen Pol Dicky Sondani SIK MH saat sesi wawacara usai rapat dengan Bupati Bengkulu Selatan dan unsur FKPD, serta pihak terkait lainnya, di Kantor Bupati Bengkulu Selatan, Rabu 26 November 2025.-Renald/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id – Upaya penyelesaian konflik antara PT Agro Bengkulu Selatan (ABS) di Pino Raya dengan kelompok petani memasuki babak baru.
Wakapolda Bengkulu Kombes Pol Dicky Sondani hadir langsung di Bengkulu Selatan untuk memimpin rapat koordinasi lintas instansi yang digelar di Ruang Kerja Bupati Bengkulu Selatan pada Rabu, 26 November 2025.
Rapat tersebut berlangsung dengan melibatkan Bupati Bengkulu Selatan H. Rifa’i Tajuddin, pihak Kejaksaan Negeri, Badan Pertanahan Nasional (BPN), DPRD Bengkulu Selatan, kepala desa, dinas perkebunan,
Serta unsur terkait lainnya yang selama ini terlibat dalam penanganan konflik agraria di wilayah tersebut.
Kombes Pol Dicky menjelaskan, rapat digelar sebagai respons cepat atas ketegangan yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat.
BACA JUGA:Modus Korupsi di DPRD Kepahiang: Pakai Rekening Ajudan untuk Transaksi
BACA JUGA:77 Tim Berlaga di Turnamen Futsal Pelajar Benteng, Terbagi 3 Kelompok Jenjang Pendidikan
Ia menegaskan bahwa seluruh pihak sepakat membentuk tim penyelesaian konflik yang akan bekerja secara terkoordinasi untuk menuntaskan persoalan yang menyangkut hak guna usaha (HGU), hak masyarakat, pengaturan plasma, hingga program CSR perusahaan.
“Sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB kita melaksanakan rapat terkait peristiwa PT ABS dengan masyarakat Pino Raya. Berdasarkan berbagai pendapat yang disampaikan, hasilnya kita akan membentuk tim,” ujar Kombes Pol Dicky usai rapat.
Lebih lanjut ia menyampaikan, tim yang dibentuk nantinya merupakan tim terpadu yang disusun oleh Bupati Bengkulu Selatan, beranggotakan instansi-instansi yang memiliki kewenangan langsung dalam penyelesaian sengketa.
Komposisi tim mencakup unsur BPN, kejaksaan, DPRD, kepala desa, hingga dinas perkebunan.
Menurutnya, kekuatan tim kolaboratif ini menjadi kunci agar penyelesaian berlangsung menyeluruh dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
“Insyallah tim akan bekerja selama kurang lebih satu bulan dan pada 2 Januari kita harapkan sudah ada hasil dan solusi. Sehingga konflik ini bisa benar-benar selesai,” tegasnya.
Salah satu keputusan penting dalam rapat tersebut adalah penghentian sementara seluruh aktivitas PT ABS maupun masyarakat di area konflik.