Kapal Tak Berlayar, Pisang Enggano Dibuang hingga Berton-ton
RIO/BE Berton-ton pisang kepok asal pulau Enggano Bengkulu Utara tidak bisa dibawa ke Kota Bengkulu menggunakan jalur laut dikarenakan kapal laut tak bisa berlayar akibat gelombang tinggi dan cuaca buruk. --
Harianbengkuluekspress.id - Sebanyak 7 sampai 8 ton pisang Enggano jenis pisang kipas atau pisang kepok dibuang. Pasalnya, pisang yang sudah banyak masak itu, tidak bisa dijual untuk dibawa ke Kota Bengkulu dengan menggunakan kapal.
Sebab, dua kapal jenis Kapal motor MH Thamrin dan kapal perintis Sabuk Nusantara 52 tidak bisa berlayar ke Pulau Enggano. Dua kapal itu tertambat dengan gelombang laut, atas peringatan yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala Desa Apoho, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara Reddy Heloman SSos mengatakan, sudah ada beberapa hari kapal tidak bersandar di pelabuhan Pulau Enggano.
"Jadi masyarakat tidak bisa membawa pisang untuk dijual," terang Reddy, Rabu 14 Agustus 2024.
BACA JUGA:Sewa Kios PTM Digratiskan Sementara, Ini Waktunya
BACA JUGA:SPAM Kobema Ditargetkan Tuntas Akhir 2024, Bulan Ini Dilakukan Ujicoba
Dijelaskannya, dalam sekali pengiriman pisang perkebunan masyarakat Enggano itu, sampai 10 unit truk dikirim ke Kota Bengkulu menggunakan kapal. Karena tidak bisa dikirim, pisang yang awalnya belum masak, menjadi masak. Kondisi masaknya itu, membuat pisang menjadi rusak.
"Sekali pengiriman itu, sampai 10 truk mengangkut pisang. Karena sudah banyak masak, pisang menjadi busuk. Jadi pisangnya banyak dibuang," tuturnya.
Selain pisang, hasil tangkap ikan oleh nelayan Pulau Enggano juga tidak bisa dikirim ke Kota Bengkulu. Maka warga juga tidak ada pilihan, selain menunggu kapal bisa kembali pelayanan transportasi ke Pulau Enggano.
"Ikan juga tidak bisa dikirim," tambah Reddy.
BACA JUGA:Pramuka Siap Hadapi Tantangan Zaman, Sekprov Tekankan Pentingnya Life Skill
Namun demikian, untuk kebutuhan pokok sembako masyarakat Enggano, sejauh ini menurut Reddy masih cukup aman. Sebab, stok yang disiapkan masyarakat masih banyak. Sehingga masih bisa bertahan untuk beberapa minggu kedepan.
"Kalau Sembako masih aman," bebernya.
Begitupun dengan Bahan Bakar Minyak (BBM), Reddy mengatakan, juga masih aman. Karena stok kebutuhan BBM masyarakat, baru saja masuk ke Pulau Enggano.