45 Ribu Jemaah Haji Indonesia Risti, Kemenag Sarankan Jemaah Bawa Obat-obatan Jenis Ini

Sabtu 11 May 2024 - 11:55 WIB
Reporter : Endang
Editor : Endang S

Harianbengkuluekspress.id- Cuaca panas di Makkah dan Madinah akan  menjadi ancaman kesehatan jemaah haji. 

Pasalnya, cuaca ekstrem tersebut bisa  menyebabkan dehidrasi  yang akan menjadi risiko serius terutama jika jemaah tidak cukup minum. 

Berdasarkan data Kemenag, tahun ini ada sekitar 45.000 jemaah haji reguler dengan usia 65 tahun ke atas, serta memiliki catatan penyakit yang rentan atau risiko tinggi (risti)

Kasi Lansia, Disabilitas dan Penaganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) menuturkan cuacan ekstrem disana menjadi risiko yang serius terjadinya dehidrasi jika jemaah tidak cukup minum air.

Kemudian  timbulnya penyakit kulit, infeksi jamur, ruam panas, atau luka akibat gesekan pakaian bisa terjadi karena panas dan kelembaban yang tinggi.

"Penyakit menular, seperti flu, demam, atau penyakit menular lainnya karena interaksi dengan jemaah dari berbagai negara dengan kondisi kesehatan yang berbeda juga perlu diantisipasi." ujarnya.

BACA JUGA:BRI Buka Lowongan kerja, Ini Posisi yang Dibutuhkan, Berikut Syaratnya

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Rekrutmen CASN 2024, Kuota 1.000 Formasi, Berikut Rinciannya

Ada beberapa penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat di tanah suci. 

Seperti Infeksi saluran Pernapasan Atas (ISPA), Polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah. 

Ia menyarankan agar jemaah perlu menjaga kondisi fisiknya tetap bugar dan sehat.

" Gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, atau sakit perut, yang disebabkan oleh perubahan pola makan, air minum yang berbeda, dan sanitasi yang mungkin tidak memadai juga perlu diwaspadai." Ungkap 

Tidak berhenti disana, sejumlah penyakit kronis bisa  saja dialami jemaah. 

Kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung bisa menjadi lebih sulit dikontrol karena perubahan pola makan, kurang istirahat, dan stres selama perjalanan.

"Serta trauma atau cedera, terutama karena kerumunan besar dalam melakukan ritual seperti tawaf dan melempar jumrah." terang dr. Leks. 

Kategori :