Harianbengkuluekspress.id - Gubernur Bengkulu, Prof H Rohidin Mersyah secara langsung menemui Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi di Gedung Karsa Lt 9, Kementerian Perhubungan pada Rabu, 17 Juli 2024.
Dalam kesempatan itu, Gubernur mengusulkan rencana pembangunan infrastruktur strategis di Provinsi Bengkulu.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengatakan, usulan infrastruktur strategis itu seperti pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno dan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
"Saat ini Bandara Fatmawati Soekarno sudah dikelola oleh PT Angkasa Pura II dan Pelabuhan Pulau Baai dikelola oleh PT Pelindo II," terang Rohidin.
Tidak hanya itu, Rohidin juga mengusulkan pembangunan dan pengembangan dua bandara penyangga Bengkulu yaitu Bandara Mukomuko dan Bandara Pulau Enggano.
BACA JUGA:Temui Ketua PMJB, Gubernur Rohidin Minta Arahan Bangun Bengkulu
BACA JUGA:Optimalkan Pembayaran Pajak Kendaraan, Ini Program BKD Kabupaten Kepahiang
Begitupun dengan pengembangan pelabuhan penyangga Bengkulu, yaitu Pelabuhan Penyeberangan Kahyapu di Pulau Enggano dan Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur, serta pembangunan pelabuhan khusus pengangkutan batubara di Kabupaten Bengkulu Utara.
"Usulan itu untuk mewujudkan Bengkulu sebagai pusat perekonomian baru Pesisir Barat Sumatera dengan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pintu utama jalur ekspor-impor ke Samudera Hindia," terangnya.
Rohidin mengatakan, usulan tersebut telah dipaparkan secara jelas kepada Menhub.
Menhub pun memberikan respon positif untuk mendukung pengembangan infrastruktur strategis Bengkulu.
"Kita juga usulan pembangunan pelabuhan baru di Bengkulu Utara dan mengusulkan pembangunan terminal Tipe A Air Sebakul Kota Bengkulu," tambah Rohidin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bengkulu, Bambang Agus Suprabudi SSos MSi mengatakan, komitmen Menhub akan melanjutkan pembangunan fisik Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu pada tahun 2025.
"Pengembangan Bandara Enggano diusulkan anggaran APBN senilai Rp 41 miliar, dan Bandara Mukomuko yang saat ini juga dalam proses inventarisasi akan diusulkan pengembangannya," ujar Bambang.
Kemudian, untuk usulan pengembangan Pelabuhan Pulau Baai ke Kemenhub itu, terkait pengembangan jalur masuk Pulau Baai. Sebab, saat ini masih terkendala pendangkalan alur.
"Untuk memasukkan kapal tongkang dan peti kemas minimal diperlukan kedalaman -8 meter laut dalam, sementara kedalaman arus saat ini berkisar pada -3 hingga -4 meter laut dalam," bebernya.
Kemudian, untuk usulan pengembangan Pelabuhan Kahyapu Enggano yang saat ini dalam kondisi rusak. Maka perlu dilakukan perbaikan. Mengingat, potensi logistik dari dan ke Enggano sangat diperlukan.
Termasuk, Pelabuhan Linau yang saat ini dalam kondisi rusak berat juga perlu perbaikan.
Apalagi, potensi CPO dari Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan masih tinggi serta potensi ekspor komoditas kopi yang melimpah.
"Bengkulu memiliki potensi besar menyumbang angka ekspor Indonesia. Ini juga akan mendongkrak geliat ekspor Bengkulu melalui pelabuhan, yang selama ini dilakukan melalui Provinsi Lampung," tutup Bambang. (151)