harianbengkuluekspress.id – Sudah puluhan tahun menetap di Kabupaten Lebong, masyarakat yang berasal dari Kabupaten Seluma, Manna dan Kaur (Semaku) telah memiliki peran penting dan telah berbuat banyak untuk Kabupaten Lebong.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Lebong, Drs Fahrurrozi MPd ketika meresmikan Ghuma Besak sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Keluarga (IKA) SemakuKabupaten Lebong ke-1 di Desa Suka Bumi Kecamatan Lebong Sakti.
“Tidak dipungkiri, peran dari masyarakat Semaku yang ada di Kabupaten Lebong sudah sangat banyak untuk Lebong,” sampainya, Kamis 08 Agustus 2024.
Lanjut Wabup, oleh karena itulah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong tidak lagi mengajak masyarakat Semaku yang ada di Kabupaten Lebong untuk bisa berbuat atau ikut didalam segala aspek di Kabupaten Lebong.
“Karena selama ini mereka sudah banyak berbuat untuk Kabupaten Lebong,” ujarnya.
BACA JUGA:Dewan Terpilih Dilantik Tanggal Ini
BACA JUGA:Ingatkan Warga Belum Pasang Bendera
Wabup juga mengatakan, bahwa selama ini IKA Semaku telah bersama-sama dan ingin selalu bersinergi dengan Pemkab Lebong dan menunjukan bahwa Lebong merupakan bagian dari mereka.
“Itu sudah dilaksanakan selama ini,” jelasnya.
Masih kata Wabup, selama ini masyarakat asli Semaku juga telah sepakat akan menyatu dengan masyarakat Lebong dan juga menerima semua etnis yang masuk ke Kabupaten Lebong dengan tujuan bersama-sama untuk berbuat yang terbaik untuk daerah tersebut.
“Kami masyarakat Lebong selalu membuka etnis manapun yang ingin masuk,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini juga, Wabup juga mengucapkan selamat HUT ke-1 IKA Semaku Lebong dan juga selamat atas telah diresmikannya sekretariat IKA Semaku dan berharap sekretariat nantinya bisa difungsikan sesuai dengan fungsinya.
“Terutama untuk kemajuan Kabupaten Lebong,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum IKA Semaku Kabupaten Lebong, Mindri Yaserhan SH MH mengatakan, bahwa saat ini masyarakat yang berasal dari Semaku banyak yang bekerja maupun berkeluarga di Kabupaten Lebong. Oleh karena itulah harus memiliki prinsip dimana bumi dipijak disana langit dijunjung.
“Jadi kita menyatu dengan masyarakat asli Lebong, namun tidak melupakan asal usul kita,” ujarnya.