BACA JUGA:Basmi Peredaran Sabu, Polres Kepahiang Bongkar Sindikat Kelas Besar, Amankan BB 879 Paket
BACA JUGA:Persentase Guru Penggerak Diangkat Kepala Sekolah Di Bengkulu Segini, Dirjen GTK Ungkap Begini
Kesan pertama yang tampak dari lokasi konservasi ialah rasa teduh. Hal ini karena bangunan dilindungi oleh pohon cemara yang tumbuh disekitar lokasi.
Di konservasi penyu ini banyak aktivitas aktivitas unik serta moment yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan, seperti bermain bersama penyu, memberi makan penyu dan yang paling khusus ialah ketika moment anak penyu menetas serta moment melepasliarkan anak anak penyu ke pantai secara bersama-sama.
Moment penetasan penyu Telur penyu dikubur didalam tempat penetasan yang berisi pasir, membutuhkan waktu 42-55 hari untuk telur penyu menetas sempurna di pelestarian penyu.
Setelah menetas telur penyu akan dirawat di penangkaran hingga umur 4-5 bulan utuk kemudian dilepasliarkan ke pantai.
Setelah memasuki usia 4-5 bulan, anak anak penyu akan dilepas liarkan di pantai. moment seperti inilah yang ditunggu-tunggu wisatawan agar bisa berpartisipasi bersama dalam pelepasan anak penyu.
Tujuan pengabdian masyarakat berbasis riset ini adalah :
1). Melakukan pelatihan bagaimana habitat ekologi dan monitoring kualitas lingkungan untuk konservasi penyu,
2). Melakukan bimbingan konservasi penyu dan bagaimana pengelolaan konservasi penyu terpadu dan berkelanjutan di Kelompok Penagkaran Penyu Alun Utara, dan
BACA JUGA:Indonesia Akan Mengalami Gempa Megathrust, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG
3). Melakukan sosialisasi pada masyarakat sekitar, generasi muda (anak-anak sekolah) dan penggiat penyu bahwa pentingnya konservasi penyu yang tepat dan benar agar terpadu serta berkelanjutan.
Manfaat dari pengabdian ini diharapakan dengan pengelolaan konservasi penyu di Kelompok Konservasi Penyu Alun Utara secara berlanjutan akan menjaga ekologi dan lingkungan ekosistem penyu menjadi lebih baik serta meningkatkan nilai tambah Kelompok Konservasi Penyu Alun Utara. (Ian)