Anggaran Replanting jadi 60 Juta, Naik Sebelumnya Hanya Rp 30 Juta Per Hektar

Sabtu 14 Sep 2024 - 21:28 WIB
Reporter : Afrizal
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Pada 2024 ini anggaran program peremajaan sawit rakyat (PSR) atau yang lebih dikenal replanting sawit ada penambahan anggaran. Dana untuk program replanting itu menjadi Rp 60 juta per hektar. Sebelumya anggaran replanting hanya sebesar Rp 30 juta per hektare.

Kepala Bidmab (Kabid) Pengembangan Dinas Pekebunan (Disbun) Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Soeryadi Moelyadi menuturkan kepada BE, "Ya, ditahun 2024 ini dana replanting naik menjadi Rp 60 juta per hektare yang sebelumya anggaran replanting hanya sebesar Rp 30 juta per hektare."

Kenaikan biaya replanting ini yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup pekebun selama masa tanam baru yang memerlukan waktu hingga empat tahun untuk berbuah. Serta tambahan anggaran ini juga diiringi dengan ketatnya persyaratan bagi calon penerima, seperti usia kebun sawit harus diatas 25 tahun, produktifitas hasil panen kurang dari 10 ton per hektare.

"Naiknya tambahan anggaran ini juga diiringi dengan ketatnya persyaratan bagi calon penerima, seperti usia kebun sawit harus diatas 25 tahun, produktifitas hasil panen kurang dari 10 ton per hektare. Ditambah lagi dari hasil kajian naskah akademik dan juga dari hasil komunikasi dari para pekebun, bahwa untuk replanting mereka baru bisa berbuah di tahun ke-4 sehingga kalau dananya Rp30 juta itu hanya cukup mereka hidup ditahun pertama membeli bibit dan hidup ditahun pertama," terangnya. 

BACA JUGA:Fokus Wujudkan Satu Desa Satu Perpustakaan, Ini Keuntungan bagi Masyarakat Bengkulu

BACA JUGA:Reskan Effendi TMS, Kuasa Hukum Desak KPU BS Dibubarkan

Lebih lanjut Soerya menyampaikan, bahwa penambahan anggaran tersebut diperuntukan mulai dari persiapan lahan sampai dengan biaya perawatan. Dengan dana yang lebih besar, diharapkan pekebun dapat mengatasi kesulitan finansial selama menunggu tanaman baru berproduksi.

"Semoga dengan adanya penambahan ini dapat mengatasi kesulitan finansial selama menunggu tanaman baru berproduksi,"pungkasnya.(Afrizal)

 

Kategori :