Benteng Marlborough, Peninggalan Sejarah Inggris di Kota Bengkulu, Begini Kisahnya

Rabu 25 Sep 2024 - 15:12 WIB
Reporter : Aditia Mg2
Editor : Asrianto

Setelah kekalahan Jepang, benteng ini sempat menjadi markas Polri hingga tahun 1948.

Namun, pada tahun 1949-1950, Belanda kembali menduduki benteng ini sebelum akhirnya ditinggalkan pada tahun 1950.

Benteng Marlborough kemudian diambil alih oleh TNI-AD hingga tahun 1977, sebelum diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan cagar budaya.

Salah satu daya tarik Benteng Marlborough adalah bentuknya yang unik jika dilihat dari atas.

Benteng ini menyerupai kura-kura, dengan pintu utama yang diibaratkan sebagai kepala kura-kura, sementara tubuh benteng menjadi badan kura-kura.

Bentuk arsitektur ini merupakan ciri khas benteng Eropa pada masa itu, menjadikan Marlborough sebagai salah satu benteng pertahanan Inggris yang paling signifikan di kawasan ini.

Benteng Marlborough berdiri di atas lahan seluas 44.000 meter persegi, dengan dimensi fisik sekitar 240 x 170 meter.

Dinding benteng ini memiliki ketinggian yang bervariasi antara 8 hingga 8,5 meter dan ketebalan dinding antara 1,85 hingga 3 meter.

Benteng ini dilengkapi dengan 72 meriam sebagai bagian dari sistem pertahanannya.

Di dalam benteng, terdapat deretan bangunan dengan atap segitiga yang memiliki teras berkrepyak dan barisan tiang besi.

BACA JUGA:DISUKA Siap Bawa Pariwisata Kota Bengkulu Go Internasional, Begini Konsepnya

BACA JUGA:Destinasi Wisata, Bukit Kandis, Pesona Alam Bengkulu Tengah

Berdasarkan catatan sejarah, bangunan-bangunan ini dulunya berfungsi sebagai barak, penjara, dan kantor. Di tengah benteng, terdapat lapangan besar yang digunakan sebagai halaman dalam.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Benteng Marlborough, tiket masuk dibanderol seharga Rp 5.000 per orang.

Benteng ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mengeksplorasi salah satu situs sejarah paling penting di Bengkulu.(Mg2)

Kategori :