Harianbengkuluekspress.id- Kasus kekerasan di pondok pesantren (pontren) sering kali menimbulkan perhatian dan keprihatinan yang besar.
Kekerasan di lingkungan pendidikan, dapat berupa kekerasan fisik, psikologi atau seksual terjadi karena berbagai faktor sehingga menyebabkan siswa takut melaporkan kekerasan sehingga kasus ini tersebut tidak terdeteksi.
" Kami sangat prihatin dengan kasus kekerasan di beberapa pesantren. Oleh karena itu, kami menyediakan nomor pengaduan bagi santri. Kami semua bertanggung jawab untuk memastikan pesantren menjadi tempat yang aman bagi mereka, " Ungkap Penasehat DWP Kementerian Agama, Eny Retno Yaqut.
Terkait hal itu, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama mendeklarasikan Pesantren Ramah Anak.
" Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia dan memiliki pengaruh besar dalam menyiapkan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menjaga pesantren sebagai tempat yang aman, nyaman, dan ramah bagi santri," ungkap Penasehat DWP Kementerian Agama, Eny Retno Yaqut.
Dikatakan Eny, pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia dan memiliki pengaruh besar dalam menyiapkan generasi penerus bangsa.
BACA JUGA:Untuk Pelaku UMKM, KUR BNI Rp 150 Juta, Tenor hingga 5 Tahun, Cek Angsurannya Perbulan!
BACA JUGA:Uang Kertas Pecahan Rp 10 Ribu Ini Sudah Tidak Berlaku
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menjaga pesantren sebagai tempat yang aman, nyaman, dan ramah bagi santri
Ditegaskan Eny, pesantren ramah anak merupakan bagian dari wujud amanat konstitusi yang menjamin hak anak untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan yang aman.
Hal ini selaras dengan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 1262 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Pengasuhan Ramah Anak di Pesantren.
" Santri tidak hanya harus cakap dalam ilmu agama, tetapi juga harus siap menghadapi tantangan zaman, terutama di era Society 5.0 yang menitikberatkan pada teknologi canggih. Jika santri tidak melek teknologi, mereka akan kesulitan mempersiapkan diri untuk masa depan Indonesia.
Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad. Dia menekankan pentingnya peran pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia dalam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas.
"Pesantren telah memberikan kontribusi besar bagi pendidikan dan kehidupan bangsa. Namun, kita harus memastikan bahwa pesantren tetap menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak. Pendidikan dan pengalaman yang baik di pesantren akan menjadi bekal penting dalam menghadapi masa depan," ujar Abu Rokhmad.
"Pesantren harus menjadi lembaga yang suci, yang melahirkan generasi terbaik untuk masa depan bangsa. Dengan komitmen dan tekad yang kuat, insya Allah kita mampu mewujudkan pesantren ramah anak secepat mungkin," tandasnya. (**)