Karena rutin menjalani cuci darah, Leni merasa bahwa ruangan tersebut telah menjadi seperti rumah kedua baginya.
Leni sudah sangat akrab dengan pasien lain dan para perawat di sana yang ia anggap sudah seperti keluarga.
Leni sering berbagi pengalaman dan bercerita dengan sesama pasien, terutama dengan mereka yang telah lama menjalani prosedur cuci darah.
Interaksi ini tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan di antara mereka dalam menjalani tantangan kesehatan yang sama.
"Teman di samping saya ini sudah hampir memasuki tahun kedelapan menjalani cuci darah, sementara saya baru memasuki tahun ketiga. Jadi, jika ada keluhan atau masalah, saya bisa berbagi dan bertanya kepadanya. Misalnya, jika saya merasa pusing atau mengalami gejala lain, dia bisa memberikan banyak pengalaman dan saran,” ungkap Leni.
BACA JUGA:246 Peserta JKN KIS Dinonaktifkan, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Terbaru, Mulai Hari Ini, 1 Agustus 2024, Urus SKCK Wajib Jadi Peserta JKN atau BPJS Kesehatan
Peserta BPJS Kesehatan kelas dua tersebut juga membagikan pengalamannya saat menjalani rawat inap. Leni menyampaikan bahwa ia mendapatkan pelayanan yang cepat dan tidak dibeda-bedakan.
“Pernah rawat inap, kadang kalau rawat inap di kelas dua saya tidak dapat ruangan, maka saya ditempatkan di ruang kelas satu karena mungkin ruang kelas duanya penuh. Pada intinya jika rawat inap, pasien harus dapat ruangan dulu,” tutup Leni. (**)