Harianbengkuluekspress.bacakoran.co – Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Mukomuko hidupnya makmur tanpa kekurangan pangan.
Ini ditopang sektor perkebunan sawit, pertanian, perikanan termasuk juga perdagangan.
Namun untuk secara data, Kabupaten Mukomuko termiskin ke 2 di Pulau Sumatera, setelah Aceh.
Ini disebabkan bukan karena banyaknya masyarakat miskin soal ekonomi. Namun indikatornya masih minimnya penerangan listrik dan MCK.
BACA JUGA:Bukan Sengketa Pemberitaan, 2 Pimpinan Media Ini Diperiksa Polda Bengkulu
BACA JUGA:Aturan Banyak Dilanggar, KKN Merajalela, Civitas Akademika Unib Gelar Deklarasi Ini
Ini disampaikan Bupati Mukomuko, H Sapuan SE MM Ak CA CPA dalam keteranganya Selasa, 6 Februari 2024.
Menurut Bupati, minimnya penerangan listrik dan juga
minimnya MCK di rumah-rumah warga. Termasuk menjadi indikator kemiskinan. Padahal, secara ekonomi, masyarakat di daerah ini hidupnya mapan dan makmur tanpa kekurangan pangan.
Bahkan upah minimum kabupaten (UMK) Mukomuko jauh lebih besar ketimbang upah minimum Provinsi (UMP) Bengkulu.
“Meski tidak kekurangan pangan, kalau daerah kita
masih minim penerangan listrik dan MCK. Maka daerah kita masih dikategorikan sebagai daerah miskin. Dan ini fakta bahwa Kabupaten Mukomuko termiskin kedua di Pulau Sumatera setelah Aceh,” beber Sapuan.
Untuk mengatasi terjadinya krisis listrik dan minimnya penerangan listrik di rumah warga, khususnya warga kurang mampu.
Pemerintah Kabupaten Mukomuko telah berusaha keras untuk mengoneksikan Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng). Dan upaya koordinasi yang baik daerah ini sekarang sudah dialiri listrik yang bersumber dari SUTT. Bukan bersumber lagi dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).