Harianbengkuluekspress.id - Pada 2024 ini ada sekitar 140 rumah ibadah menerima bantuan dana hibah. Bantuan dana untuk renovasi ratusan rumah ibadah itu sudah dianggarkan melalui APBD Provinsi Bengkulu. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp 7 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Bengkulu Ferry Ernez Parera SSTP MSi mengatakan kepada BE, Kamis, 7 Maret 2024, "Ada sekitar 140 rumah ibadah akan kita serahkan dana hibah. Tapi secara bertahap penyalurannya."
Dijelaskannya, penyaluran dana hibah kepada penerima itu dilakukan menggunakan sistem. Pencairannya melalui Aplikasi Sistem Informasi Laporan Hibah (Siplah) yang dikembangkan melalui Bank Bengkulu. Begitupun dengan usulannya, juga telah menggunakan sistem bernama Sistem Perencanaan Anggaran Hibah berbasis kinerja (Sipanggar Baja) Provinsi Bengkulu. Melalui sistem itu, pengelolaan dana hibah bisa dilakukan secara transparansi, akuntabilitas dan integrasi pelayanan dan berbasis kinerja.
"Jadi semua sudah menggunakan sistem," tuturnya.
BACA JUGA:Kades di Kepahiang Tidak Boleh Takut Audit Ini
BACA JUGA:Ratusan Honorer RSUD Benteng Protes, Ini Pemicunya
Untuk penyerahaan awal, menurut Ferry, dimulai dengan 10 masjid di 10 kabupaten dan kota pada bulan ramadan 1446 Hijriah. Lokasi-rumah ibadah penerima hibah telah ditetapkan melalui SK Gubernur. Pencairan dana hibah dilakukan ke rekening masing-masing rumah ibadah sebelum kegiatan safari Ramadan.
"Saat kunjungan safari Ramadan, gubernur hanya akan menyerahkan secara simbolis," tambah Ferry.
Ferry mengatakan, dana hibah yang diserahkan kepada 10 masjid di 10 kabupaten dan kota itu, sesuai dengan kebutuhan dan hasil survei tim di lapangan. Artinya, nilainya juga tidak sama.
"Jadi bervariasi nilainya, sesuai dengan usulan mereka (calon penerima)," tuturnya.
BACA JUGA:Rekrutmen CPNS 2024 Segera Digelar, 5 Jurusan Ini Berpeluang Lulus, Berikut Daftarnya
Ferry mengatakan, dari usulan juga tidak semua bisa disetujui. Karena selain verifikasinya menggunakan sistem. Tim juga melakukan survey ke lapangan. Untuk memastikan, bangunan mana saja yang akan dilakukan renovasi maupun pembangunan.
"Jadi setelah verifikasi dan pengecekan ke lapangan, baru ditentukan besaran bantuannya berapa yang diterima," tandas Ferry. (Eko Putra Membara)