Harianbengkuluekspress.id - Sejak awal bulan puasa hingga sekarang ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu mengklaim jika pasokan gas LPG 3 kg aman dan normal dipasaran. Hal ini disampaikan oleh Kadis Perindag Kota Bengkulu, Bujang HR sesuai dengan hasil pengawasan dan juga monitoring dilapangan yang sudah dilakukan.
"Untuk saat ini tidak ada kelangkaan, stok masih aman. Hasil monitoring dilapangan pun pasokan gas LPG 3 kg dari agen ke pangkalan berjalan normal sesuai kuota yang ditetapkan," jelas Bujang, Selasa, 19 Maret 2024, kepada BE.
Ia juga mengungkapkan, sampai sekarang ini belum ada laporan juga terkait dengan kelangkaan gas LPG 3 kg di Kota Bengkulu.
"Sejauh ini belum ada laporan ataupun keluhan dari masyarakat mengenai langkanya gas melon tersebut. Kami pantau setiap hari dilapangan melalui agen-agen penyalur gas sejak awal puasa kemarin," tambahnya.
BACA JUGA:Seluruh Desa di Rejang Lebong Belum Ajukan Pencairan DD, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Uji Pangan dan Takjil, Ini Langkah Pemda Kota Bengkulu dan BPOM Bengkulu
Jika nanti ada kelangkaan, pihaknya akan meminta tambahan stok LPG ke PT Pertamina, bila memang dibutuhkan lagi atau ada permintaan lagi dari masyarakat.
"Koordinasi dengan Pertamina dan agen LPG terus kita lakukan setiap harinya. Hal ini demi memberi rasa aman dan tidak khawatir kepada warga ekonomi kebawah yang menggunakan gas LPG 3 kg terutama selama di bulan puasa hingga lebaran nanti," paparnya.
Ia juga meminta kepada agen dan pangkalan yang ada di Kota Bengkulu untuk tidak menjual gas LPG 3 kg ke bukan yang berhak menerimanya. Jika hal tersebut sampai terjadi, tentu sanksi tegas akan diberikan.
"Ini sudah sering kita sampaikan, tujuannya agar LPG 3 kg ini tidak langkah dan harganya pun tidak melambung naik tinggi nantinya," bebernya.
BACA JUGA:9 Pejabat Eselon II Pilihan Bupati Mukomuko Dilantik, Ini Daftarnya
Sementara itu, untuk peningkatan penggunaan gas LPG 3 terjadi memang terjadi. Hal ini lantaran para ibu-ibu harus menyiapkan masakan untuk berbuka dan sahur sehingga menggunakan gas LPG lebih banyak. Belum lagi ada usaha yang masih menggunakan gas LPG melon tersebut. (Bhudi Sulaksono)