Rp 48 Miliar Bangun Sanitasi, Ini Penjelasan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bengkulu

IST/BE Kementerian PUPR menggelar kick off meeting Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 bersama Pemprov Bengkulu, di Hotel Mercure Bengkulu, Rabu 2 Oktober 2024.--

Harianbengkuluekspress.id - Dalam upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi layak, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal melaksanakan pembangunan infrastruktur sanitasi di Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu Selatan.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bengkulu Dendi Kurniadi menjelaskan, di Kabupaten Kepahiang akan dibangun jaringan perpipaan sepanjang 6.335 meter dengan 287 sambungan rumah. Sementara di Kabupaten Bengkulu Selatan, fokus pembangunan akan tertuju pada 2.201 fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK). Proyek ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 dan menelan anggaran sebesar Rp 48 miliar.

fokus pembangunan akan tertuju pada 2.201 fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK). Proyek ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 dan menelan anggaran sebesar Rp 48 miliar.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bengkulu Dendi Kurniadi menjelaskan, di Kabupaten Kepahiang akan dibangun jaringan perpipaan sepanjang 6.335 meter dengan 287 sambungan rumah. Sementara di Kabupaten Bengkulu Selatan, fokus pembangunan akan tertuju pada 2.201 fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK). Proyek ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 dan menelan anggaran sebesar Rp 48 miliar.

BACA JUGA:DISUKA Siap Benahi Pasar di Kota Bengkulu, Bakal Rangkul Pedagang dan Juru Parkir

BACA JUGA:201 Siswa MIN 1 Ikut Pelaksanaan AKMI

"Kami berkomitmen mendukung Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 di Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu Selatan," terang Dendi saat menggelar kick off meeting bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu,  di Hotel Mercure Bengkulu, Rabu 2 Oktober 2024.

Dijelaskannya, keberhasilan program sanitasi itu, tidak hanya bergantung pada teknis pembangunan. Namun, juga dukungan kelembagaan dan partisipasi masyarakat.

"Kesuksesan program ini tidak hanya dilihat dari pembangunan infrastruktur, tetapi juga dari seberapa besar partisipasi masyarakat dan dukungan kelembagaan yang terlibat," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu Isnan Fajri SSos MKes mengatakan,  pembangunan fisik hanyalah sebagian dari tantangan. Sosialisasi dan edukasi masyarakat, menjadi bagian yang lebih penting dan menantang.

BACA JUGA:Harga TBS di Bengkulu Terus Naik, Tembus Segini per Kilogram

"Tantangan terbesar bukan hanya membangun infrastruktur, melainkan juga menanamkan kesadaran dan kebiasaan baru," ungkap Isnan.

Proyek pembangunan sanitasi di dua kabupaten itu,  membutuhkan komitmen, waktu. Tentunya pendekatan berkelanjutan, agar hasilnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

"Pembangunan fisik itu relatif lebih mudah. Namun, membangun pemahaman masyarakat agar memanfaatkan infrastruktur yang tersedia dengan baik membutuhkan sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan," jelasnya.

Tag
Share