Tanam Bambu, Cegah Debu Semen, Ini Saran Kepala DLH Kota Bengkulu

IST/BE Tim gabungan DLH kota saat melakukan monitoring di PT Cemindo Gemilang menindaklanjuti laporan polusi debu semen. --

BENGKULU, BE - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama  DPMPTSP Kota Bengkulu melaksanakan kegiatan monitoring ke PT. Cemindo Gemilang Tbk, beberapa waktu lalu. Giat ini sebagai tindaklanjut dari laporan masyarakat yang terdampak polusi debu dari aktifitas pabrik semen.

Untuk mencegah dampak polusi debu semen Kepala DLH Kota Bengkulu Riduan memberikan saran kepada pihak managemen PT Cemindo Gemilang itu, agar ditanami pohon bambu disekeliling pagar pabrik. Dengan harapan bisa mencegah debu-debu semen tidak  keluar dan mengenai rumah-rumah warga sekitar. 

" Kita harapkan mereka menanam pohon bambu yang tinggi dan rapat. Sehingga untuk menghambat laju debu berterbangan ke pemukiman," sampai Riduan, Senin (23/10). 

Menurutnya, solusi ini sangat tepat untuk mengatasi keluhan warga tersebut. Karena, fungsi pohon bambu bisa menyelamatkan masyarakat dari dampak negatif pencemaran udara. 

" Tidak harus bambu, bisa juga pohon besar berjejer di pagar pabrik itu sehingga mengurangi debu berterbangan," tukasnya. 

Diketahui, polemik ini sempat mendapat perhatian khusus dari DPRD Kota Bengkulu. Karena, pencemaran udara tersebut merugikan warga, bahkan sudah ada balita yang terkena radang paru akibat menghirup udara yang sudah terkontaminasi tersebut selama 24 jam. Bukti ini juga diperkuat dengan kondisi puluhan rumah warga yang kotor akibat endapan debu semen tersebut. 

Sebelumnya, DPRD kota, PT Cemindo Gemilang dan OPD sudah menggelar rapat. Dan sudah sepakat untuk mengatasi masalah ini. Namun, diminta upaya dari PT Cemindo itu sendiri agar bisa memikirkan solusi, minimal mengurangi pencemaran udara tersebut. 

"Dari hasil pemeriksaan kami, ruang penyimpanan bahan baku semen itu sudah ditutupi terpal, jadi tidak ada lagi debu yang berterbangan," tukas Riduan. 

Namun, tak dapat dipungkiran bahwa kondisi pencemaran udara ini juga diakibatkan lalu lintas keluar masuk kendaraan. Ditambah lagi, selama musim kemarau membuat kawasan tersebut menjadi gersang. Sehingga, sangat mudah debu terbawa oleh angin. 

"Karena musim kemarau, angin kencang, inilah yang meniup debu-debu itu. Jadi kita minta juga dilakukan penyiraman setiap hari sehingga kendaraan keluar masuk itu tidak mengeluarkan debu," pungkasnya. (805)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan