Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1 Maret, Begini Penjelasan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu Dr Fazrul Hamidy MM MH--
Harianbengkuluekspress.id - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah memutuskan awal Ramadan 1446 H tahun 2025, jatuh pada 1 Maret 2025. Keputusan itu berdasarkan maklumat resmi Nomor 1/MLM/I. 0/E/2025 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijah 1446 Hijriah.
Ketetapan itu disampaikan pada tanggal 12 Februari 2025, dengan penetapannya melalui metode hisab hakiki wujudul hilal. Metode itu, digunakan sebagai pedoman utama oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu Dr Fazrul Hamidy MM MH mengatakan, atas keluarnya maklumat itu, maka setiap umat muslim yang tergabung dalam Organisasi Muhammadiyah wajib mematuhinya.
"Kita merujuk pada maklumat, maka harus mematuhi atas perintah itu," terang Fazrul, Rabu 12 Februari 2025 kepada BE.
BACA JUGA: Isi LPG 3 Kg Diduga Dikurangi, Pemda Kota Bengkulu Siapkan Sidak Libatkan APH dari Lembaga Ini
BACA JUGA:ASN Kota Diisukan Ramai Pindah ke Pemprov, Begini Penjelasan Pj Sekda Pemda Kota Bengkulu
Dijelaskannya, dalam maklumat itu, PP Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 Syawal 1446 H. Lebaran idul fitri itu, jatuh pada hari Senin 31 Maret 2025 M.
"Jadi 29 hari puasa Ramadan," tuturnya.
Fazrul mengatakan, Ramadan tahun ini apakah Muhammadiyah akan berbeda dengan organisasi lain atau pemerintah, tentu dilihat dari ijtimaknya. Jika ijtima sama, maka Ramadan tahun ini tidak terjadi perbedaan.
"Ya, kalau ijtima Muhammadiyah dengan organisasi lain berbeda, maka ijtima akan berbeda juga," tambah Fazrul.
Sementara, diketahui Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Sidang Isbat atau penetapan awal Ramadan 1446 Hijriah pada 28 Februari 2025. Sidang ini menentukan awal bulan puasa bagi umat Islam di Indonesia yang ditetapkan pemerintah. Penetapan awal Ramadan itu menggunakan metode rukyatul hilal, yang mengharuskan pengamatan bulan secara langsung. Fazrul mengatakan, jika pun nanti terjadi perbedaan awal ramadan tentu tidak akan membuat umat islam terpecah belah.
BACA JUGA:Kebijakan Baru Pemerintah Bagi PNS Guru, Dosen dan Tendik, Bisa Dapat Izin Tugas Belajar
"Karena perbedaan itu rahmat. Insya Allah umat islam tetap rukun," tegasnya.
Begitupun dengan umat Islam yang tergabung dalam Muhammadiyah tetap harus mengikuti maklumat yang telah dikeluarkan sebagai ketetapan internal. Perbedaan yang terjadi, jangan sampai membuat kader Muhammadiyah tidak mengikuti ketetapan tersebut.