Bulog Serap Beras dari 4 Wilayah, Ini Keterangan Manager SCPP Perum Bulog Kanwil Bengkulu
RIO/BE Perum Bulog Kanwil Bengkulu berupaya meningkatkan penyerapan beras dari petani lokal dengan menyasar hasil panen padi petani di empat Kabupaten di Provinsi Bengkulu yakni Kabupaten Bengkulu Selatan, Lebong, Mukomuko dan Seluma.--
Harianbengkuluekspress.id - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Bengkulu berupaya meningkatkan penyerapan beras dari petani lokal. Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog Kanwil Bengkulu Guslindawati mengatakan, Bulog telah menetapkan empat wilayah sebagai sasaran utama penyerapan beras petani. Keempat wilayah tersebut antara lain, Kabupaten Bengkulu Selatan, Lebong, Mukomuko dan Seluma.
"Daerah lain juga tetap kita lakukan penyerapan beras petani," terang Guslinda ketika diwawancara BE, Kamis 13 Februari 2025.
Dijelaskannya, empat wilayah yang menjadi sasaran utama penyerapan beras petani itu dipilih dengan pertimbangan jumlah lahan persawahan di wilayah itu masih tinggi. Kemudian, dari 4 wilayah itu, dua wilayah berasnya paling banyak diminati. Yaitu, beras dari Kabupaten Bengkulu Selatan dan lebong.
"Kalau informasi yang kami terima, beras yang paling bagus di Bengkulu ini dari Lebong dan Bengkulu Selatan," tuturnya.
BACA JUGA:Gusnan Dapat Undangan Prabowo, Pertemuan Kepala Daerah Terpilih
BACA JUGA:Pemkab dan Kejari Mukomuko Cegah Penjualan Gas Diatas HET, Begini Caranya
Guslinda mengatakan, beras dari Kabupaten Bengkulu Selatan dan lebong itu, jika diolah menjadi beras itu banyak dan rendemennya bagus. Artinya, dari proses rendemen yang bagus, beras tersebut memiliki kualitas yang baik dan menghasilkan jumlah beras yang lebih banyak setelah diolah.
"Kalau diolah menjadi beras itu banyak dan rendemennya bagus," tambah Guslinda.
Sementara itu, dalam menyerap beras petani, Bulog telah bekerja sama dengan mitra penggilingan padi. Pembelian beras hasil produksi petani dilakukan sesuai dengan harga yang telah ditetapkan. Tahun ini, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk beras sebesar Rp 12 ribu per kilogramnya, dari harga sebelumnya Rp 11 ribu ditingkat gudang Bulog.
"Kita bermitra dengan penggilingan," tuturnya.
BACA JUGA:TPID Benteng Pantau Harga Sembako, Ini Hasilnya
Selain itu, Bulog juga membeli gabah kering sesuai dengan HPP berdasarkan keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 tahun 2025 tentang perubahan HPP. Pembelian gabah kering panen milik petani seharga Rp 6.500 per kilogram (Kg). Lalu, untuk harga gabah kering giling, Bulog akan membeli dengan harga Rp 8.200 per Kg.
Namun demikian, HPP yang diterapkan akan ditentukan dengan kualitas gabah dan beras. Seperti gabah kering panen di tingkat petani dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen. Apabila kualitas gabah diluar kualitas diatas, maka dibeli dengan harga penyesuaian standar harga yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional.
"Sejak 15 Januari 2025, HPP ini telah diberlakukan," Guslinda.