Februari 2025, Bengkulu Alami Deflasi 1,26 Persen, Ini Komuditas Penyumbang Utama Inflasi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal-Rewa/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id – Provinsi Bengkulu tercatat mengalami deflasi sebesar 1,26 persen pada Februari 2025.
Meski demikian, rokok tetap menjadi salah satu komoditas yang memberikan kontribusi pada angka inflasi. Bahkan komoditas ini menyumbang inflasi sebesar 0,39 persen (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengungkapkan, rokok masih menjadi faktor utama dalam penyumbang inflasi di daerah tersebut.
Menurutnya, meskipun secara keseluruhan Bengkulu mencatatkan deflasi, harga rokok yang terus mengalami kenaikan mempengaruhi angka inflasi secara keseluruhan.
BACA JUGA:Mendikdasmen Warning Sekolah, Terima Siswa Melebihi Kuota di SPMB 2025, Ini Sanksinya
BACA JUGA:Pimpin Apel Perdana, Bupati Lebong Tegaskan Tidak Ada Transaksional dalam Jabatan
"Rokok masih menjadi pengendali deflasi, dimana komoditas ini menyumbang inflasi sebesar 0,39 persen (yoy)," ujar Win, Selasa 4 Maret 2025.
Win menjelaskan lebih lanjut mengenai rincian kontribusi rokok terhadap inflasi. Sigaret Kretek Mesin (SKM) menyumbang inflasi sebesar 0,26 persen, sementara Sigaret Kretek Tangan (SKT) memberikan kontribusi 0,10 persen, dan Sigaret Putih Mesin (SPM) menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen.
"Seluruh komoditas rokok tercatat berkontribusi pada inflasi di Bengkulu," tutur Win.
Fenomena ini menunjukkan bahwa rokok tetap menjadi komoditas yang mempengaruhi kestabilan harga meskipun tren harga barang lainnya mengalami penurunan.
Kenaikan harga rokok di pasar setiap tahunnya menjadi salah satu faktor penyebab inflasi yang terus berlanjut.
"Rokok tidak pernah menyumbangkan deflasi. Setiap tahun, harga rokok selalu mengalami kenaikan. Itulah sebabnya komoditas ini terus menyumbang inflasi meskipun terjadi deflasi secara keseluruhan," kata Win.
Ia juga menjelaskan bahwa secara umum, provinsi ini mengalami deflasi karena penurunan harga pada sejumlah komoditas pangan dan transportasi.
Namun, kenaikan harga rokok yang stabil setiap tahunnya memberikan dampak terhadap perhitungan inflasi secara keseluruhan.