TPK Ujung Tombak Pencegahan Stunting, Ini Tugas dan Peran TPK

Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma --

BENGKULU, BE - Angka stunting di Kota Bengkulu turun tajam dari 22,2 persen pada 2021 menjadi 12,9 persen dan pada 2022 turun menjadi 9,3 persen. Hal ini juga perwujudan dari visi dan misi Presiden Joko Widodo dengan menekan stunting diberbagai daerah melalui Pemda setempat.

Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma mengungkapkan,  Dp3AP2KB fokus menangani stunting dengan mencegahnya dan ujung tombak pencegahan stunting tersebut Tim Pendamping Keluarga (TPK). Terdiri dari kader PKK, kader KB dan tenaga kesehatan (bidan/ahli gizi).

"TPK ini ujung tombak kita dalam melakukan pencegahan stunting di tahun ini dan tahun 2024 nanti," ucapnya, Kamis (26/10).

Dewi mengatakan, tugas TPK ialah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.

"TPK memiliki peran penting karena pendampingan yang diberikan merupakan upaya agar segenap intervensi sepesifik dapat sampai kepada penerima manfaat," paparnya.

Dari 9 Kecamatan dan 67 Kelurahan di Kota Bengkulu, sudah terbentuk sebanyak 204 kelompok tim pendamping keluarga (TPK). Masing-masing kelurahan wajib membentuk minimal satu tim pendamping keluarga untuk pencegahan stunting dan masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang.

"Jadi jumlah Tim Pendamping Keluarga Kota Bengkulu 612 Orang," katanya.

Ia berharap, dengan adanya penurunan yang signifikan ini, Kota Bengkulu terus berkomitmen untuk melanjutkan upaya pencegahan stunting dan menciptakan kondisi yang lebih sehat bagi generasi muda.

"Ini program nasional jadi kita didaerah akan selalu siap mewujudkan hal tersebut melalui peran dari TPK dan pihak-pihak lainnya termasuk masyarakat itu sendiri," tutupnya. (529)

 

Tag
Share