Harga Kopi 54 Ribu/Kg, Ini Harapan Petani di Kabupaten Kepahiang
--
Harianbengkuluekspress.id - Jika menjelang bulan Ramadan lalu harga kopi tembus Rp 50 ribu per kilogram. Kini menjelang lebaran Idul fitri harga kopi di Kabupaten Kepahiang juga kembali mengalami kenaikan menjadi Rp 54 ribu per kilogram. Kenaikan harga kopi yang memang menjadi andalan masyarakat Kabupaten Kepahiang, selaku petani kopi tentunya sangat membawa berkah. Mengingat menjelang lebaran idul fitri kebutuhan yang diinginkan sangat banyak dan selaras dengan harga kopi naik lagi.
Salah satu toke kopi di Kabupaten Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.IP mengatakan, sebelumnya memang harga kopi di Kabupaten Kepahiang dengan kualitas yang terbaik itu sempat diangka Rp 55 ribu per kilogram. Hanya saja adanya penurunan dengan menyesuaikan market harga kopi robusta yang berlaku hari ini dalam kurs dolar $3.479 perton.
"Sebelumnya memang sudah diangka Rp 55 riu per kilogram, tapi per hari ini turun menjadi Rp 54 riu per kilogram. Hari ini mengalami penurunan sebesar 14 poin dari sebelumnya 94 poin menjadi 80 poin," kata Zurdi Nata.
Dijelaskan Zurdi Nata, hara kopi naik lagi tembus diangka Rp 54 ribu per kilogram merupakan untuk jenis kopi kualitas terbaik atau kualitas super. Selain dengan tingkat kelembaban atau kaar air yang rendah serta tidak banyak campuran kulit dan campuran kopi rusak. Dengan kondisi harga yang stabil saja diharga Rp 50 - 55 ribu per kilogram sudah sangat menguntung masyarakat Kabupaten Kepahiang. Apalagi kondisi sekarang menjelang lebaran idul fitri dan banyak kebutuhan yang diinginkan masyarakat.
BACA JUGA:Tujuh Puskesmas Disiagakan, Pastikan Kesehatan Pemudik di Daerah Ini
"Saya rasa kondisi harga kpi Rp 54 ribu per kilogram sekarang sudah sangat menguntung masyarakat Kepahiang. Tapi memang untuk harga Rp 54 ribu per kilogram kopinya kualitas yang terbaik, kalau untuk asalan super hari ini kami beli dengan harga Rp 50 ribu per kilogram ke bawah. Kepada masyarakat Kepahiang silakan dimanfaatkan untuk harga yang sekarang terbilang tinggi menjelang puasa ramadhan ini," jelas Zurdi Nata.
Menurutnya, kenaikan harga kopi yang terjadi sekarang tidak diiringi dengan hasil produksi kopi masyarakat Kabupaten Kepahiang yang meningkat. Karena secara global produksi kopi di Kabupaten Kepahiang mengalami penurunan mencapai 30 - 40 persen. Sementara untuk penyebabnya belum diketahui pasti.
"Untuk produksinya memang turun drastis dan itu kita rasakan ketika menerima hasil produksi dari petani kopi di Kabupaten Kepahiang. Untuk penurunannya bisa mencapai 30-40 persen sekarang ini," paparnya.
Selaku Wabup Kepahiang dirinya menghimbau, dengan adanya peningkatan harga kopi sekarang sudah menjadi 50 ribu per kilogram, supaya bisa dimanfaatkan oleh seluruh petani kopi di Kabupaten Kepahiang. Bila dilihat dari perkembangan kopi dunia, diperkirakan harga kopi akan terus melonjak naik hingga beberapa tahun ke depan bahkan hingga tahun 2025 mendatang.
BACA JUGA:Pemkab BU Gelar Pawai Takbiran, Ini Dia Rutenya
"Manfaatkan harga jual kopi yang tinggi, dengan cara jaga kualitas dan kuantitas kopi sehingga hasil produksinya bisa meningkat dan masyarakat Kepahiang bisa mendapatkan keuntungan. Saya juga meyakini harga akan tetap stabil dan kenaikan masih akan terus terjadi," demikian Zurdi Nata. (Doni Parianata)