Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Perdagangan Perindustrian (Disperdagrin) meluncurkan situs website yang dapat diakses untuk memantau harga komoditas pangan.
Layanan informasi secara digital ini memudahkan masyarakat mengetahui fluktuasi harga per hari di 3 pasar tradisional Kota Bengkulu. Jadi, memantau harga bahan pokok cukup lewat handphone (HP) saja.
"Ya sudah kita luncurkan melalui situs
https://sigahada.bengkulukota.go.id/ silahkan dicek," ujar Kabid pengembangan perdagangan Disperdagrin kota, Erika Arisanti, Jumat 28 Juni 2024.
BACA JUGA:Rohidin 'Kantongi' Rekomendasi Hanura
BACA JUGA: Ratusan Rumah Terancam Abrasi, Tiap Tahun Laju Abrasi Sampai Segini
Ia menyebutkan harga yang ditampilkan merupakan terupdate setiap hari. Hal ini merupakan laporan dari petugas disperindag yang turun melakukan monitoring ke 3 pasar yakni pasar panorama, pasar minggu dan pasar barukoto.
"Kita tampilkan secara detail perbandingan harga ada 25 sub komoditi seperti cabai, ayam potong, daging sapi, telur, sayur-sayuran. Masyarakat bisa temukan harga termurah sesuai kebutuhan," ungkapnya.
Di sisi lain, Erika menyebutkan hasil pemantauan harga bahan pokok saat ini beberapa komoditi mengalami kenaikan.
Beberapa bahan pokok yang menjadi perhatian seperti daging ayam daging ayam sekitar Rp 36 ribu/kilogram (Kg), bawang merah Rp 60 ribu/kg, bawang putih Rp 60 ribu/kg. Selanjutnya, cabai merah keriting Rp 66 ribu, cabai rawit hijau Rp 58 ribu/kg. Telur ayam Rp 29 ribu/kg. Harga-harga tersebut cukup stagnan sebelum Idul Adha 2024 lalu hingga sekarang.
BACA JUGA:Polresta Gelar Tanam Pohon Ini dan Penyerahan Beasiswa
"Untuk beberapa komiditi ini memang ada beberapa faktor yang menyebabkan harga tinggi, seperti bawang itu dikarenakan para petani baru masuk musim tanam, termasuk juga cabai," ungkapnya.
Potensi kenaikan bisa terjadi sewaktu-waktu apalagi kondisi cuaca sangat mempengaruhi hasil panen dari petani. Disamping, masa transportasi juga bisa menjadi faktor kenaikan.
Menurut Erika, untuk menjaga harga tersebut tidak terjadi lonjakan drastis maka pihaknya terus melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kota maupun provinsi. Pasar murah biasanya akan menjadi solusi jika terjadi lonjakan harga, namun hal tersebut harus berdasarkan kajian bersama.
"TPID ini anggota cukup banyak lintas sektoral jadi kita akan saling koordinasi. Intinya kita berupaya bersama-sama menjaga kestabilan harga bahan pokok," tandas Erika. (Medi)