Perbankan Perlu Lebih Agile Hadapi Tantangan & Peluang Ekonomi Masa Depan

Senin 05 Aug 2024 - 06:34 WIB
Reporter : Edo
Editor : Asrianto

Dalam hal ini, perbankan turut aktif menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasionalnya. Yaitu dengan  menunjukkan komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.

BI memperkirakan, terdapat kebutuhan pembiayaan sebesar US$281 miliar bagi Indonesia untuk mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) pada 2030.

NDC sendiri adalah komitmen yang disusun oleh negara pihak yang meratifikasi Persetujuan Paris untuk berkontribusi pada penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Data bank sentral pun terus memperlihatkan pertumbuhan pembiayaan hijau yang saat ini terfokus pada bank besar. Hingga Desember 2023 secara year to date (ytd) tumbuh 15,63%.

Angkanya ada di kisaran Rp500 triliun dari 41 bank, yang mencakup 83,4% pangsa total kredit perbankan pada Desember 2023. 

Adapun sektor yang dibiayai di antaranya renewable energy, pembangkit listrik tenaga hidro, transportasi hijau, hingga industri produk-produk ramah lingkungan.

Transformasi Digital

Selain itu, Hary pun mencermati transformasi digital di berbagai aktivitas yang memicu inovasi menjadi lebih cepat.

Dia mengatakan, penggunaan teknologi digital membuka peluang bagi perbankan untuk meningkatkan efisiensi, mengembangkan produk baru, dan memberikan layanan yang lebih baik.

BACA JUGA:Diwarning KPK, 100 Bidang Tanah Aset Disertifikatkan

BACA JUGA:1 Pelaku Pembacokan Polisi Menyerahkan Diri

Namun, perkembangan teknologi digital juga menghadirkan tantangan, seperti ancaman serangan siber yang semakin canggih.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa dalam menghadapi dinamika ekonomi dan keuangan saat ini pelaku industri perlu mengadopsi gaya kerja yang agile untuk bergerak dan menanggapi perubahan dengan cepat. 

Sebab, perbankan yang mampu beradaptasi dengan cepat akan memiliki keunggulan kompetitif dalam menghadapi tantangan.  Juga akan mampu memanfaatkan peluang di tengah perubahan yang cepat di era yang semakin modern. 

“Transformasi menuju ekonomi hijau dan digital bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang emas untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” pungkasnya. (edo)

Kategori :