Perbankan Perlu Lebih Agile Hadapi Tantangan & Peluang Ekonomi Masa Depan

Senin 05 Aug 2024 - 06:34 WIB
Reporter : Edo
Editor : Asrianto

Harianbengkuluekspress.id-Industri perbankan nasional sebagai salah satu sektor utama penopang ekonomi Tanah Air dinilai harus semakin agile dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi di masa depan, sehingga kondisi ekonomi Indonesia semakin terjaga.

Hal tersebut ditegaskan Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II – 2024 di Bali pada Kamis 1 Agustus 2024.

Hery yang juga menjabat Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI menjelaskan, dinamika ekonomi dan keuangan berubah cepat, baik di tataran global juga nasional. 

Hal tersebut tentunya membuka tantangan dan peluang besar bagi industri perbankan. Seperti kinerja ekonomi global yang terfragmentasi serta penurunan inflasi yang tertahan oleh inflasi harga jasa menjadi isu utama. 

BACA JUGA:Amalkan Doa Ini, Insya Allah Terhindar dari Sifat Dengki

BACA JUGA:Amalkan Doa Ini Saat Masuk dan Keluar WC, Insya Allah Terhindar dari Gangguan Setan

Mengutip data world economic outlook dari International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan PDB dunia tahun ini diproyeksikan sekitar 3,2%.

Pertumbuhan itu sama dengan tahun lalu, namun masih lebih kecil dibandingkan dengan 2021 dan 2022 yang masing-masing 6,5% dan 3,5%.

“Selain itu, eskalasi geopolitik menambah ketidakpastian yang membayangi prospek ekonomi di masa depan. Menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik global, beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), mengadopsi kebijakan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama atau higher for longer,” kata Hery. 

Hery melanjutkan, pemilihan presiden di sejumlah negara pada 2024 dan tahun depan termasuk di AS, memperkuat pula ketidakpastian pada arah kebijakan moneter dan fiskal global.

Kendati demikian, World Bank dan IMF memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh 5,0%  pada 2024. Proyeksi tersebut didukung oleh permintaan domestik. 

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tanah Air tetap baik pada 2024 yaitu di rentang 4,7%-5,5%. Perkiraan tersebut tertopang konsumsi rumah tangga yang terjaga dan iklim investasi yang positif.

“Konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap kuat meski terindikasi sedikit menurun pada kuartal II/2024. Terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen dan retail sales yang tumbuh relatif lebih lambat. Investasi juga diperkirakan tetap kuat sejalan dengan PMI Manufaktur yang tetap berada pada zona ekspansif,” lanjutnya menjelaskan.

Dia pun menyoroti bahwa di tengah kondisi suku bunga tinggi, likuiditas secara makro menurun. Namun, tetap memadai yang terindikasi dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang turun tetapi tetap tinggi.

BACA JUGA:Pilkada Kaur Mengerucut 3 Bapaslon, 4 Parpol Belum Keluarkan Rekomendasi

Kategori :