Oleh : Letkol Inf Aswin Suladi, SE, M.Ak (Dansatgas TMMD Reguler ke-118 Kodim 0408/BS)
Kesejukan udara, aroma khas pedesaan berselimut embun melekat didedaunan pagi itu berangsur memudar, seiring hembusan angin Muson Australia datang di Bulan September. Cuaca berubah panas, musim kemarau tiba di Desa Kembang Ayun. Desa Terisolir yang berada di Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
“Wika…!” teriak nenek Suratin (75). “Hemat air, jangan dipakai untuk siram bunga, musim kemarau, sulit air”. “iya nek” sahut Wika (15), terdengar lirih dari Pos Komando Taktis (Kotis) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-118 Kodim 0408/Bengkulu Selatan.
Tak lama, suara sang nenek senyap, seiring terdengar suara derap langkah kompak ratusan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta dua alat berat datang pagi itu.
“Bersama rakyat kita mulai pembangunan, ayo semangat!” tegas Letkol Inf. Aswin Suladi, SE, M.Ak, Komandan Kodim 0408/Bengkulu Selatan memberi arahan prajurit yang berbaris rapi.
“Siap”, sahutan kompak prajurit gagah berwibawa yang terdiri dari anggota TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Laut (AL) yang tergabung dalam tim Satuan Tugas (Satgas) TMMD. Tampak pula, sejumlah personel kepolisian, tim penyuluh, tim kesehatan dan tim teknis, serta masyarakat Desa Kembang Ayun.
Komando Dansatgas Letkol Inf Aswin Suladi, menderap semangat Satgas TMMD, bersatu padu manunggal bersama rakyat menggarap sasaran fisik pembukaan badan jalan sepanjang 2.000 meter dengan lebar 7 meter, pembuatan plat Duiker 3 unit, pembuatan 1 unit jembatan serta sasaran fisik tambahan rehab RTLH, pembuatan sumur bor, pos kamling, lapangan sepak bola dan rehab masjid.
Sejumlah peralatan dan material bangunan telah disiapkan. Penggarapan terbagi beberapa shift, prajurit dan masyarakat ditempatkan di beberapa titik sasaran fisik, sesuai tugas masing-masing. “Mengingat perlu menjaga stamina, bertahap juga dilakukan cek kesehatan”, ujar Dansatgas, memperhatikan semua orang yang terlibat dalam pembangunan.
Kemudian, Dansatgas Letkol Aswin menghampiri nenek Suratin, memberi pemahaman, “mengatasi kekeringan, kami membuat sumur bor di sini nek,” kata Dansatgas, yang sebelumnya menerima laporan personelnya dari Pos Kotis soal kesulitan nenek Suratin mendapatkan air bersih akibat kemarau.
“terimakasih pak, sudah mengatasi kesulitan kami”, ungkap nenek Suratin sumringah, tersirat wajah tenang penuh harapan manunggal air didesanya, yang juga mengungkapkan akibat kemarau, warga lainnya mengambil air ke sungai yang cukup jauh untuk kebutuhan sehari-hari.
Tiga Pertimbangan
Jalan setapak, tebing curam, kawasan kebun berbukit dan melewati dua sungai kecil. Kondisi itu dikeluhkan masyarakat Desa Kembang Ayun, yang mayoritas petani kelapa sawit.