"Jika adaaliran air ke sawah warga, kami yakin petani akan bersemangat dan dengan senang hati mengolah lahan mereka. Bahkan dalam setahun minimal bisa turun tanam sebanyak 3 kali," jelasnya.
Sejauh ini, ungkapnya, lahan persawahan di Desa Sri Kuncoro terus berkurang dan hanya tersisa sekitar 250 hektare. Jika tak ada solusi atau perhatian serius dari pemerintah, imbuhnya, dikhawatirkan akan semakin banyak lahan yang berubah menjadi perkebunan.
"Harapan kami segera ada solusi. Jangan sampai lahan sawah terus bekurang. Sinergitas antara Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah Pusat harus ditingkatkan," pungkasnya.(bakti)
Kategori :