Desak Buka Rute Penerbangan Baru, Begini Jawaban Kepala Bandara Bengkulu

Rewa/BE Penumpang Pesawat saat tiba di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu.--

Harianbengkuluekspress.id - Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu didesak kembali membuka rute penerbangan ke berbagai kota lain di Sumatera. Langkah ini diperlukan agar masyarakat Bengkulu tidak perlu melakukan transit terlebih dahulu untuk menuju kota tujuan mereka, yang saat ini menjadi hambatan utama bagi banyak penumpang.

Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Bengkulu, Krisna Gamawan, menyoroti pentingnya pembukaan rute penerbangan langsung ke kota besar di Sumatera, seperti, Batam, Padang, dan Palembang. Sehingga penumpang tidak perlu melakukan transit ke Jakarta.

"Hingga saat ini belum ada rute penerbangan langsung yang dibuka untuk tujuan kota-kota tersebut. Kebanyakan penumpang harus transit di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta," ujar Krisna, Rabu 19 Juni 2024.

Menurut Krisna, kondisi tersebut mengakibatkan biaya tiket pesawat menjadi lebih mahal. Rata-rata biaya tambahan untuk tiket pesawat yang harus ditanggung oleh penumpang mencapai Rp 1 juta.

BACA JUGA:Ribuan Bibit Buah akan Disalurkan ke Sini

BACA JUGA:Tips Cari_Aman Hadapi Kendaraan Rem Mendadak, Berikut Caranya dari Astra Motor Bengkulu

"Sebagai contoh, tiket pesawat kelas ekonomi tujuan Bengkulu-Palembang harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 1,7 juta, karena harus transit di Jakarta terlebih dahulu. Padahal jika ada penerbangan langsung ke Palembang, harga tiket bisa lebih terjangkau, hanya sekitar Rp 800 ribu," jelasnya.

Tidak hanya soal biaya, waktu perjalanan juga menjadi lebih lama akibat transit yang harus dilakukan. Penumpang harus menghabiskan waktu lebih lama di perjalanan. 

"Ini tentu sangat tidak efisien dan melelahkan, terutama bagi mereka yang memiliki keperluan mendesak di kota tujuan," tambah Krisna.

Sementara itu, EGM PT Angkasa Pura II KC Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Ngatimin K. Murtono menyatakan, sudah mengusulkan pembukaan rute penerbangan baru. 

BACA JUGA:Kemenag BS Kurban 9 Ekor Sapi

"Kami telah mengusulkan aktivasi rute penerbangan langsung ke beberapa kota besar, namun hingga saat ini belum ada respon positif dari pihak maskapai," kata Ngatimin.

Menurut Ngatimin, salah satu kendala utama adalah ketersediaan pesawat jenis ATR 72 atau propeller yang tidak lagi beroperasi. 

"Banyak maskapai yang menghentikan operasi pesawat jenis ini karena sulitnya mendapatkan suku cadang dan kerugian akibat minimnya penumpang," ungkapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan