Cerita Bersambung : Barra Belajar Menjadi Manusia (3)

Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.-Renald/Bengkuluekspress-

"Bagus itu Ra, kamu sudah berani mengambil keputusan. Wajar jika ayahmu ingin yang terbaik dari mu Ra. Sedangkan aku hanya merindukan bapak, tanpa tahu dia bangga atau tidak kepadaku," ungkap Nadia dengan penuh perasaan sedih.

Setelah percakapan panjang dengan memutari jalan-jalan yang ada di Kota Manna. Akhirnya Barra dan Nadia tiba di Historia Cafe yang mereka tuju dan direncanakan sejak tadi malam.

Langit sore semakin menggelap karena senja telah beranjak pamit berganti malam. Pengunjung Cafe pun semakin ramai pada Malam Minggu itu.

Setelah mendapat kursi dan mejah ternyamannya cafe itu,  dua gelas espresso langsung dipesan Barra dan Nadia untuk menemani percapakan mereka bedua ditemani beberapa cemilan yang juga ikut dipesan.

"Ra aku senang dengan pilihan kamu tadi, aku sangat berharap kamu sungguh-sungguh mewujudkan," ungkap Nadia menatap Barra dengan serius.

"Maafin aku Ra, sepertinya kita tidak bisa seperti dulu lagi bermain bersama disetiap waktu yang kita suka. Aku harus ke Kota Bandung Ra minggu depan," sambung Nadia yang dengan berlinangan air mata mengungkapkan rasa sedihnya haru berpisah denga Barra teman kecilnya.

"Kenapa kamu ke Bandung? Berapa lama kamu di sana dan dalam rangka apa?," tanya Barra memotong perkataan Nadia.

"Ra tidak ada pilihan lain, paman ku adik dari almarhum bapak mengajakku ke Bandung mencoba mencari kerja agar ali dapat melanjutkan kuliah," sambung Nadia dengan air mata yang tidak bisa lagi dibendung.

"Pertanyaan mu sampai kapan aku di Bandung belum bisa aku jawab Ra. Mungkin saja sore ini adalah waktu terakhir kita dapat bermain bersama sebelum aku harus melanjutkan hidup yang baru di Bandung," sambung Nadia sembari menundukan kepala malu menunjukkan wajah sedihnya kepada Barra.

BACA JUGA:Gencarkan Gerakan Kembali Ke Meja Makan, BKKBN Bengkulu Siapkan Hadiah Menarik,Tartarik? Daftar Disini

BACA JUGA:Khodam Buaya Putih Memiliki 3 Kekuatan, Berikut Daftarnya

"Ah, kok terasa tidak adil yah Nadia. Kenapa kamu harus pergi jauh untuk melanjutkan hidup, apakah di kota ini tidak ada yang bisa menghidupimu dengan memberikan pekerjaan dan kemudahan untuk melanjutkan pendidikan," kata Barra menunjukan rasa kesalnya karena kecewa harus berpisah dengan Nadia dalam waktu yang tidak tahu sampai kapan.

"Bukan itu Ra, tapi ini tentang hidup aku Ra yang harus dapat merubah nasib keluarga, khususnya aku selalu kepikiran ibu yang semakin tua Ra. Ibu juga mendukung keputusan ku ini Ra," jawab Nadia sembari menenangkan hati Barra yang terlihat kesal atas pilihannya.

"Terus bagaimana dengan aku. Apakah kamu akan seanaknya saja meninggalkan aku pergi tanpa tahu kapan pulang? Apakah kamu sekejam itu Nadia kepada aku?" tanya Barra dengan tatapan serius kepada Nadia berharap ada jawaban yang dapat diterima sebagai seorang manusia yang sedang merasakan kecewa atas pilhan Nadia.

"Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa Ra kepada mu. Aku hanya punya perasaan pecaya jika kamu akan baik baik saja selama aku pergi nanti," jawab Nadia meyakinkan Barra.

Tag
Share