Cerita Bersambung : Barra Belajar Menjadi Manusia (3)
Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.-Renald/Bengkuluekspress-
"Jujur aku tidak bisa menjelaskan persaan aku kepada mu Nadia, apa lagi setelah kamu ceritakan kamu akan pergi jauh dari aku, apakah ini yang disibut rasa kehilangan yang amat berat atau rasa sayangku yang berlebihan kepada kamu Nadia, karena kita sudah lama bersama sejak kecil," sambung Barra menatap waja Nadia yang terlihat matanya berlinang air mata.
BACA JUGA:Orang yang Didampingi Khodam Burung Garuda, Ini Keistimewaannya
BACA JUGA:KUR BRI Rp 500 Juta, Angsurannya hingga Rp 9 Jutaan Per bulan, Ini Syarat Pengajuannya
"Apakah kamu setia menunggu aku sampai pulang kembali ke Manna Barra? Apakah kamu akan menjadi pria baik untukku Barra?" tanya Nadia.
"Jujur dari dulu aku berusaha menjadi teman atau sahabat terbaik kamu Nadia. Namun untuk menghentikanmu agar tidak pergi jauh dari aku itu yang belum aku mampu lakukam untuk mu," jawab Barra yang gantian meyakinkan Nadia.
"Ra aku percayakan hatiku untuk kamu, karena aku sudah mengenalmu dari kita kecil. Semoga kamu jaga itu, saat nanti aku pergi. Walaupun kita tidak bisa bertemu secara langsung kita masih bisa saling menghubungi baik dengan pesan whatsapp, telephone dan mungkin video call," ungkap Nadia yang kembali menenangkan Barra.
"Apa kita harus jadian dan pacaran untuk menjaga hubungan ini Nadia?" tanya Barra kembali dengan serius.
"Tak perlu pacaran Ra, cukup jaga perasaan dan kepercayaan yang sudah kita saling berikan," jawab Nadia.
Meskipun Barra tidak sepenuhnya puas dengan jawaban Nadia karena hanya mememintanya untuk menjaga perasaan dan kepercayaan. Meskipun tanpa ada status diantara keduanya yang lebih serius atas persaan keduanya.
"Baik lah kalau seperti itu Nadia. Aku akan jaga perasaan dan kepercayaan yang telah kamu berikan kepada ku, jika aku salah dan mengecewakanmu apakah kamu akan marah denganku?" kembali Barra bertanya dengan Nadia.
"Mungkin awalnya aku akan marah dan kecewa. Namun aku yakin ada alasannya kamu melakukan itu Ra, jadi tidak sepenuhnya juga aku dapat memarahimu, karena kita berdua adalah manusia yang berpeluang akan salang mengecewakan," ucap Nadia sembari tersenyum meyakinkan Barra tidak ada yang akan saling mengecewakan diantara mereka berdua.
"Semoga saja Nadia. Jadi kepergian mu ke Bandung sudah bulat saat ini? Aku belum bisa terima sepenuhnya, jujur," kata Barra yang tidak terasa terus menyeruput kopi espresso yang hampir habis setelah di pesannya .
"Iya Ra, apakah kamu akan mengantar aku ke loket bus Senin depan, aku berangkatnya siang, tiket sudah dipesan juga," tanya Nadia dengan penuh harap.
"Iya akan aku antar kamu ke loket bus Senin siang. Semoga saja kamu senang," jawab Barra.
Tidak terasa percakapan Barra dan Nadia di Historia