Air PDAM Terancam Kering, Debit Sumber Air di Bengkulu Berkurang

IST/BE PDAM melakukan penimbunan bendungan di kawasan aliran sungai nelas untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan air hingga batas bawah bendungan. --

Harianbengkuluekspress.id - Memasuki musim kemarau panjang di Kota Bengkulu mulai menunjukan dampak yang bisa merugikan. Salah satunya, debit air sungai Bengkulu yang menjadi sumber baku air bersih PDAM mulai berkurang. Hingga akhir Agustus 2024 persoalan ini sudah memasuki fase mengkhawatirkan PDAM bisa terancam kering dan bisa menganggu distribusi air ke rumah masyarakat. 

"Kalau dari kami (PDAM) tidak ada pengurangan, tetapi kami harus menyesuaikan dengan kondisi alam. Sumber air baku yang kita olah terus menurun," ujar Kepala Instalasi Pengolahan Air (IPA) Surabaya, Hariansyah, Rabu 28 Agustus 2024 kepada BE. 

Dengan kondisi debit sungai Bengkulu yang menurun tersebut, juga berdampak pada tingkat kekeruhan air. Petugas PDAM harus lebih intens memperhatikan proses pengolahan air yang semakin dangkal karena air tersebut mudah tercampur dengan sendimen di dasar sungai. 

"Karena air berkurang tentu mudah tercampur dengan lumpur. Kami terus memastikan agar setiap proses/mekanisme pengolahan ini tidak sampai terganggu," ungkapnya. 

BACA JUGA:Daftar ke KPU, Hernop Siap Wujudkan Kaur BERIMAN

BACA JUGA:Aplikasi BPKD Provinsi Bengkulu Paling Inovatif

Menginggat kondisi ini disebabkan oleh alam, tak banyak langkah yang bisa dilakukan oleh PDAM kota Bengkulu. Hanya berharap agar musim hujan segera tiba untuk mengisi kembali debit sungai yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat Kota Bengkulu. 

"Sejauh ini kami hanya mengoptimalkan kinerja perangkat mesin agar olahan tidak terhenti. Seperti listrik padam maka cepat kita siapkan genset. Kemudian, kalau ada jalur pipa bocor, cepat kita perbaiki," jelasnya.   

Diketahui, PDAM kota memiliki 2 sumber air baku yakni sungai Bengkulu dan air baku IPA nelas dengan total hampir 40 ribu pelanggan se-Kota Bengkulu. Pengurangan air baku di sungai Bengkulu sudah sangat terlihat dan diperkirakan terjadi pengurangan 150 liter per detik.

Hal ini ditambah suhu panas yang meningkat sehingga terjadi penguapan yang tinggi, ditambah lagi tidak turun hujan dalam waktu lama. Jika kemarau ini berlangsung hingga 3 sampai 4 bulan kedepan, maka diperkirakan bisa memberikan dampak secara signifikan. Oleh sebab itu, mulai saat ini ia mengimbau agar seluruh masyarakat melakukan antisipasi, serta menghemat air agar dampak kekeringan bisa diminimalisir. 

BACA JUGA:Astra Honda Tambah 'Wajah' Indonesia di MotoGP Aragon, Berlaga pada 1 September 2024

"Kami juga imbau masyarakat kota Bengkulu agar berhemat air gunakan secara bijak karena kondisi kemarau tidak bisa kita prediksi berapa lama," pungkasnya. (Medi Karya Saputra)

 

Tag
Share