BPBD Provinsi Bengkulu Keluarkan Peringatan, Waspada Bencana Hidrometeorologi!
Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni SKM MKes --
Harianbengkuluekspress.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.
Imbauan ini dikeluarkan seiring puncak musim hujan yang diprediksi berlangsung dari November 2024 hingga Februari 2025.
Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni SKM MKes menegaskan, pentingnya kesiapan dan koordinasi dalam menghadapi berbagai ancaman bencana yang dapat terjadi selama musim hujan.
Menurutnya, langkah antisipasi yang terencana akan sangat membantu mengurangi dampak buruk terhadap masyarakat.
“Dengan langkah yang terkoordinasi dan kesiapan yang matang, kita dapat mengurangi risiko serta menjaga keselamatan masyarakat,” ujar Herwan, Sabtu, 23 November 2024.
BACA JUGA:Belasan Saksi DD/ADD Bungin Kabupaten Lebong Diperiksa, Ini Dugaan Penyimpangannya
BACA JUGA:Kapal Diterjang Ombak, 1 Nelayan di Bengkulu Utara Meninggal Dunia
BPBD Provinsi Bengkulu telah memetakan langkah antisipasi yang disesuaikan dengan kondisi geografis di daerah tersebut. Untuk kawasan perkotaan, fokus utama adalah perbaikan sistem drainase agar dapat mengurangi genangan air yang berpotensi menjadi banjir besar.
"Pembersihan saluran air harus dilakukan secara rutin," kata Herwan.
Sementara itu, untuk daerah perbukitan dan pegunungan, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap ancaman longsor yang dipicu oleh intensitas hujan tinggi. BPBD menyarankan penduduk setempat untuk menghindari aktivitas di lereng-lereng curam selama musim hujan berlangsung.
"Hindari aktivitas di lereng curam untuk terhindar dari longsor," ujarnya.
Di kawasan pesisir, potensi cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi menjadi perhatian utama. Nelayan dan masyarakat di sepanjang garis pantai diminta untuk memperhatikan peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
"Keselamatan adalah prioritas. Kami meminta para nelayan untuk tidak melaut jika kondisi tidak memungkinkan," tambah Herwan.
Dalam mendukung langkah mitigasi, BPBD juga memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) di seluruh wilayah yang rawan bencana. Dengan teknologi ini, masyarakat diharapkan dapat menerima informasi bencana secara lebih cepat dan akurat.