Dicetak di Bekas Toilet, 14 Tahun Beroperasi Akhirnya Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Terbongkar

Pihak Kepolisian menyita alat pencetak uang palsu di UIN Alauddin Makassar-istimewa/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Kepolisian terus mengusut sindikat uang palsu  di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar. 

Sindikat uang palsu  di UIN  Alauddin terbongkar setelah 14 tahun  beroperasi, dengan melibatkan  Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Andi Ibrahim (AI)  yang juga diduga sebagai otak sindikat uang palsu di dalam kampus. 

Menurut polisi, uang palsu tersebut sudah beroperasi sejak 2010, itu artinya kegiatan produksi uang palsu di UIN Alauddin Makassar telah berlangsung selama 14 tahun, menggunakan gedung perpustakaan sebagai lokasi utamanya. 

Ini terungkap  setelah pihak polisi mengamankan 17 pelaku yang juga ditetapkan sebagai  tersangka.

Dijelaskannya, pembuatan dan peredaran uang palsu dimulai dari Juni 2010, udah lama ini. Kemudian, lanjut 2011 sampai 2012. 

Namun, rencana pembuatan uang palsu se,pat terhenti, dan baru kembalu memulai pada 2022 . 

BACA JUGA:3 Masih Buron, Pelaku Pembuat Benang Merah Uang Palsu Di UIN Alauddin Ditangkap

BACA JUGA:17 Pelaku Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Diamankan Beserta Barang Bukti Senilai Triliunan Rupiah

" Juli 2022 itu merencanakan lagi pembuatan uang palsu. Jadi, kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan dimulai dari 2022, Kalau 2010 itu masih tahap pengenalan, " bebernya. 

Setelah rencana dirasa matang, para pelaku mulai mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk mencetak uang palsu tersebut. 

Produksi uang palsu dimulai pada Mei 2024, setelah pada oktober 2022  pelaku  mulai membeli mesin cetak dan memesan kertas. 

" Mesin cetak uang palsu tersebut diimpor dari Cina. Kertas dan tinta, bahan baku uang palsu, juga diimpor dari negara tersebut"bebernya. "

Pada Juni 2024, para pejabat mulai aktif bertemu dan saling berkomunikasi. Rencana untuk mengedarkan uang palsu dibahas oleh para pelaku yang tergabung dalam grup Watts Up (WA). "Melalui grup WA, mereka juga saling bekerja sama dalam hal bagaimana proses pembuatan dan diviralkan melalui group WA. jadi ditawar-tawarkan  di dalam grup".

Masih dijelaskan Yudhiawan, ada dua tempat kejadian perkara (TKP) sindikat uang palsu ini. Pertama adalah rumah para pelaku di kota Makassar dan kedua adalah gedung Perpustakaan UIN Alauddin di Gowa. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan