Beras Defisit 7 Ribu Ton, Perlu Swasembada, Ini Saran Anggota DPRD Provinsi Bengkulu

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Tengku Zulkarnain.--

Harianbengkuluekspress.id - Provinsi Bengkulu menghadapi tantangan besar di sektor pangan dengan defisit beras sebesar 37 ribu ton. Pemerintah kini fokus mengatasi persoalan ini melalui cetak sawah baru, optimalisasi irigasi, dan pengelolaan lahan pertanian. Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Teuku Zulkarnain, mengungkapkan urgensi swasembada pangan di Bengkulu, akibat tingginya defisit beras yang mencapai 37 ribu ton. Menurutnya, kondisi ini menuntut langkah nyata, terutama dengan memanfaatkan potensi pertanian yang masih belum tergarap maksimal.  

“Bengkulu itu kekurangan pangan, seperti pada beras yang saat ini minus 37 ribu ton. Kita inginkan swasembada karena faktanya banyak sawah tidak produktif yang terbengkalai,” ungkap Teuku.  

Salah satu solusi utama yang ditekankan Teuku adalah mencetak lahan sawah baru dengan dukungan irigasi modern. Menurutnya, permasalahan irigasi kini mendapat perhatian pemerintah pusat.  

“Untuk irigasi baru, saya sudah bertemu dengan Kementerian Pangan. Ini langsung ditangani pemerintah pusat dengan anggaran ratusan triliun,” ucap Teuku.  

BACA JUGA:210 Warga Bekerja di Luar Negeri, Ini Keterangan Kepala Disnaker Kota Bengkulu

BACA JUGA: Pembangunan Gedung RSTG Molor, Sudah Akhir baru Segini Persentase Penyelesaiannya

Teuku menambahkan, pemerintah daerah sebaiknya memprioritaskan pembangunan infrastruktur penunjang untuk memaksimalkan potensi pertanian. Beberapa wilayah, seperti Kepahiang dan Bengkulu Selatan dinilai memiliki sumber air melimpah namun sawahnya masih minim.  

“Potensi untuk membuat lahan sawah baru itu sangat besar, seperti di Kepahiang dan Bengkulu Selatan. Airnya banyak, tetapi sawahnya sedikit,” ujarnya.  

Teuku juga menyoroti sawah produktif di Bengkulu saat ini hanya berada di wilayah Seginim, Lebong, dan Kepahiang dengan luas yang terbatas. Kondisi ini menjadi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu, Teuku mengungkapkan bahwa Dinas Pertanian telah diminta untuk menyusun rencana strategis terkait pengembangan lahan sawah baru. Langkah ini mencakup identifikasi lokasi potensial dan pengelolaan lahan pemerintah yang terbengkalai.  

“Makanya Dinas Pertanian kita diminta membuat konsep lokasi yang layak untuk cetak sawah baru, termasuk lahan tidak produktif dan lahan pemerintah yang bisa digunakan oleh petani kita,” ujar Teuku.  

BACA JUGA:Belasan Jukir Protes Kenaikan Setoran, Segini Kenaikannya dan Jukir Tak Sanggup

Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan Bengkulu mampu mengatasi krisis pangan dan menuju swasembada. Langkah ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal.  

“Ini pekerjaan besar, tetapi jika dilakukan bersama-sama, saya yakin Bengkulu mampu menjadi daerah swasembada pangan,” pungkasnya. (Indriati)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan