BPBD Kota Bengkulu Tambah Rambu Bencana, Di Sini Lokasi Pemasangannya
RIO/BE BPBD Kota Bengkulu melakukan penambahan sejumlah perlengkapan kebencanaan. Salah satunya, penambahan rambu evakuasi bencana.--
Harianbengkuluekspress.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu menambah sejumlah perlengkapan kebencanaan. Salah satunya penambahan rambu evakuasi bencana. Pada 2025 ini ada sekitar 75 titik pemasangan rambu baru. BPBD memprioritaskan pemasangannya di 6 kelurahan yang masuk dalam skala rawan bencana, seperti Kelurahan Lempuing, Malabero, Berkas, Penurunan, Beringin Raya dan Pasar Bengkulu.
"Ya, ada 75 titik yang akan kita pasang khususnya di daerah yang sudah masuk dalam pemetaan rawan bencana," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu, Will Hopi saat diwawancara BE, Selasa 7 Januari 2025.
Penentuan 6 daerah rawan bencana tsunami tersebut berasal dari kajian BNPB yang dilakukan bersama BPBD dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu.
"Sebelumnya kita sudah menggelar Sosialisasi Rencana Kontingensi (Renkon) Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, yang membahas seluruh upaya pemerintah dalam mengurangi risiko bencana dan meminimalisir dampak dari suatu bencana," jelasnya.
BACA JUGA:Baru Selesai, Proyek PUPR di Tebat Monok Kepahiang Amblas
Sebelumnya selama 2024 sudah terpasang 100 rambu bencana yang menjadi petunjuk masyarakat dalam melakukan evakuasi bencana.
Terdiri dari petunjuk arah evakuasi jika terjadi tsunami terjadi di Kota Bengkulu. Selain itu, juga ada penambahan sirine yang berguna untuk memberikan peringatan awal kepada masyarakat terhadap bencana yang datang.
"Untuk sirine itu salah satunya kelurahan bentiring," ungkap Will Hopi.
Tak sampai disitu, BPBD kota juga bekerja sama dengan seluruh sekolah mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP hingga SMA, agar menjalankan program edukasi tentang kebencanaan. Untuk program edukasi kebencanaan tersebut akan dilakukan pada tahun ajaran baru.
BACA JUGA:Lulus PPPK, Cek Kesehatan di RSHD Kota Bengkulu, Segini Kuota yang Disiapkan Setiap Hari
"Program edukasi selain teori juga praktek seperti simulasi bencana. Mungkin per tiga bulan atau per enam bulan, sehingga kita selalu waspada karena daerah kita ini rawan," tukasnya. (Medi Karya Saputra)