Teror Harimau Sumatera di Mukomuko, Desa Mencekam, Nyawa dan Ternak Jadi Korban
Teror Harimau Sumatera di Mukomuko, Desa Mencekam, Nyawa dan Ternak Jadi Korban-Istimewa/Bengkuluekspress.-
BACA JUGA:Tangkap Harimau Mangsa Warga, BKSDA Turunkan Tim Pasang Kandang Jebak
Ketakutan telah melumpuhkan tiga desa di Teras Terunjam, Tunggal Jaya, Mekar Jaya, dan Karang Jaya. Jalan-jalan desa sepi, ladang-ladang kosong, dan suara langkah manusia tergantikan oleh gemerisik dedaunan yang diembus angin.
Sekolah-sekolah diliburkan, dan anak-anak belajar dari rumah.
“Kami tidak berani keluar, bahkan untuk sekadar pergi ke kebun. Harimau bisa muncul kapan saja,” kata seorang warga dengan wajah penuh kekhawatiran.
Camat Teras Terunjam, Oki Hendriyadi, S.STP, membenarkan situasi mencekam ini.
“Warga takut harimau kembali menyerang. Untuk sementara, aktivitas di luar rumah dihentikan,” ujarnya.
Dalam upaya mengakhiri teror ini, BKSDA Bengkulu telah memasang jebakan di Desa Tunggal Jaya.
“Satu jebakan sudah dipasang pada Rabu sore 8 Januari 2025. Kami juga akan mendatangkan perangkap tambahan dari Bengkulu atau Sebelat,” jelas Kepala Resort KSDA Mukomuko, Damin.
Namun, bagi warga, keberadaan jebakan belum cukup untuk meredakan ketakutan. Bagi mereka, malam menjadi waktu yang paling menakutkan, saat bayang-bayang harimau bisa muncul kapan saja, menembus gelap, membawa ancaman baru.
Teror yang melanda Teras Terunjam ini adalah pengingat betapa sempitnya ruang bagi harimau Sumatera untuk bertahan hidup. Namun, bagi warga, setiap jejak yang tertinggal di tanah adalah ancaman bagi keselamatan mereka.
BACA JUGA:Harimau Mangsa Warga di Mukomuko Masih Berkeliaran, Tiga Sekolah Diliburkan
BACA JUGA:Tragedi Harimau Sumatera di Mukomuko, Warga Tewas Saat Cari Pakan Ternak, di Sini Kejadiannya
“Kami hanya ingin merasa aman. Tolong segera evakuasi harimau ini, sebelum ada korban lagi,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Hingga saat ini, suasana mencekam masih menyelimuti Teras Terunjam. Dalam gelapnya malam, setiap suara dari ladang sawit membawa kecemasan.
Dan hingga teror ini berakhir, warga hanya bisa berharap bahwa mereka tak menjadi korban berikutnya. (**)