Gas Subsidi Terancam Langka, Kuota untuk 2025 Hanya Segini, Jauh di Bawah Kebutuhan

Pemilik pangkalan di Kota Bengkulu sedang menyusun LPG subsidi 3 Kg.-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id – Kuota LPG subsidi di Provinsi Bengkulu tahun 2025 diprediksi tidak akan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun. Berdasarkan keputusan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Bengkulu hanya mendapatkan alokasi sebesar 56.137 metrik ton (MT) LPG subsidi 3 Kilogram (Kg).
Jumlah ini dinilai masih kurang dibandingkan dengan konsumsi aktual masyarakat.
Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE MM menyoroti ketimpangan antara kuota yang ditetapkan pemerintah dengan kebutuhan riil di lapangan.
Berdasarkan catatan PT Pertamina, konsumsi harian LPG subsidi 3 Kg di Bengkulu sepanjang tahun 2024 mencapai 176 MT per hari. Jika pola konsumsi ini terus berlanjut, maka dalam setahun kebutuhan LPG subsidi di Bengkulu bisa mencapai 64.240 MT.
BACA JUGA:Jembatan Kampung Melayu Rusak Berat, Begini Respons Dewan dan Wali Kota Bengkulu Terpilih
BACA JUGA:Ayah Bejat! Mengaku Hanya Sekali Gagahi Anak Kandung
"Artinya, dengan kuota yang diberikan hanya 56.137 MT, Bengkulu masih kekurangan alokasi sekitar 8.103 MT. Ini bisa berdampak pada ketersediaan LPG subsidi di masyarakat, terutama menjelang akhir tahun," ujar Ahmad, Sabtu 8 Februari 2025.
Ia menjelaskan, perbedaan tersebut bisa menimbulkan masalah di kemudian hari, mengingat LPG 3 Kg subsidi merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, terutama di kalangan rumah tangga dengan ekonomi menengah ke bawah.
Dengan adanya kekurangan kuota ini, dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan LPG yang berimbas pada kesulitan akses bahan bakar.
"Tentu saja akan ada kepangkaan nanti, kalau saat ini mungkin belum terjadi, tapi menjelang akhir tahun hal itu bisa sangat terjadi," jelas Ahmad.
Ia menilai, jika permasalahan ini tidak segera diselesaikan, dampaknya bisa terasa pada harga LPG yang naik atau kelangkaan yang bisa menyebabkan masyarakat beralih ke sumber energi lain yang lebih mahal.
"Jika kuota ini tidak mencukupi, kami khawatir akan terjadi spekulasi harga LPG di pasar, yang pada akhirnya justru merugikan konsumen yang membutuhkan subsidi untuk bertahan hidup," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Ir Donni Swabuana ST MSi menjelaskan, kuota LPG subsidi 3 Kg yang diterima Bengkulu tahun ini memang mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.