Rehab Bendungan Irigasi Diprotes Warga Benteng, Ini Masalahnya

Bakti/BE PROTES: Salah seorang pemilik lahan sawah di Desa Tanjung Terdana saat menunjukan kegiatan rehab bendungan dan irigasi yang sudah banyak retak.--

BENTENG, BE - Kegiatan rehab bendungan dan irigasi di Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) menuai protes warga. Pasalnya, proses pengerjaan rehab bendungan dan irigasi dinilai tak sesuai harapan masyarakat. Dari hasil pengecekan ke lokasi, diketahui banyak ditemukan adanya pekerjaan yang tidak sempurna. Bangunan yang baru selesai dikerjakan sudah tampak banyak retakan.

"Perbaikan bendungan tak dikerjakan sesuai harapan. Kalau menurut kami, pekerjaan ini dikatakan batal. Sebab belum difungsikan, namun sudah retak-retak seribu," ungkap Gunardi, salah seorang pemilik sawah di Desa Tanjung Terdana.

Menyikapi hal ini, Gunardi berharap, agar pihak pemborong bisa melakukan perbaikan agar irigasi induk bisa berfungsi optimal. Dari hasil pantauan, retakan bangunan terjadi karena material yang digunakan berkualitas rendah.

"Mana mau kuat, pasirnya menggunakan pasir bercampur batu bara," imbuhnya.

Gunardi mengungkapkan, pihaknya tak mengetahui secara detail tentang pekerjaan proyek. Pasalnya, saat pengerjaan, papan proyek juga tak terpasang dan hanya diletakan di bawah camp. Sekilas terlihat, lanjut, kegiatan tersebut merupakan salah satu paket proyek pada Bidang SDA Dinas PUPR Provinsi Bengkulu dengan pagu anggaran Rp 2,7 miliar dan masa kontrak Juni-Desember 2023.

"Bendungan dan irigasi Sungai Hitam ini dibangun pada tahun 1990 dan baru kali ini direhab. Ada sekitar Rp 100 hektare (Ha) yang bergantung dengan bendungan irigasi ini," tutup Gunardi.(135)

 

Tag
Share