Harian Bengkulu Ekspress

Kemenkeu Satu Mengawal Delapan Cita, Jaminan Fiskal untuk Indonesia Emas 2045

Moh Makhfal Nasirudin, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak-Ary/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Mendapat kesempatan untuk berbicara tentang pajak di hadapan siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 7 Palembang dalam suatu kesempatan membuat saya teringat kejadian beberapa puluh tahun silam. Saat saya masih duduk di bangku SMEA (sekarang SMK). Kondisi mereka nyaris sama dengan kondisi saya saat itu. 

Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Balai Diklat Keuangan Palembang tersebut, unit vertical Kementerian Keuangan yang ada di Kota Palembang berkesempatan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan anak-anak muda siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 7 Palembang.

Dimotori oleh anak-anak muda relawan Kementerian Keuangan melalui tajuk “besanak”, kami para pegawai Kemeterian Keuangan mencoba memberikan pemahaman akan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan.

BACA JUGA:Hari Ini, Kejurda Bengkulu Competition Futsal Digelar,Dibuka Langsung Dewi Coryati

BACA JUGA:TKD Dipangkas Ratusan Miliar, Proyek ABPN di Daerah Dikendalikan Satker

Sekolah Rakyat seperti kita mafhum, merupakan salah satu Asta Cita yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto di awal kepemimpinannya.

Program ini bertujuan mengatasi keterbatasan akses masyarakat kurang mampu terhadap pendidikan, sekaligus memotong rantai kemiskinan antar generasi. Sekolah ini diharapkan dapat menghidupkan kembali harapan bagi anak-anak sekolah yang berasal dari keluarga miskin. 

Sekolah yang dikelola dengan model asrama dan dikelola oleh tenaga pendidik terpilih ini juga dilengkapi dengan fasilitas terbaik, menggunakan learning management system, smartboard dan laptop. 

Siswa sekolah dipilih dari anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, khususnya yang termasuk dalam kelompok desil 1 dan desil 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Sekolah ini dikelola oleh Kementerian Sosial dan melibatkan beberapa Kementerian lain.

Kondisi ini memicu saya untuk tidak banyak bicara teknis tentang APBN beserta komponennya, termasuk pajak. Saya lebih tertarik untuk memberikan mereka semangat untuk tetap rajin belajar menimba ilmu dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Saya membandingkan diri saya saat seusia mereka dengan kondisi mereka saat ini.

Bahwa kondisi mereka lebih beruntung bila dibandingkan saya yang berasal dari desa. Bahwa mereka sekarang sudah mendapatkan akses Pendidikan dan Kesehatan yang lebih baik dari saya. Sehingga masa depan mereka seharusnya dapat lebih baik dari kondisi saya saat ini.

Ada optimisme yang luar biasa terpancar dari wajah para siswa di SRMA 7 Palembang. Sebagai sekolah yang baru berdiri, dan latar belakang murid yang berasal dari kalangan kurang beruntung, hari itu saya merasa kagum.

Saya melihat kekompakan mereka dan mendengar harapan dan cita-cita mereka. Saya juga mendengar cerita kepala sekolah, betapa para siswa itu mengalami banyak kemajuan. 

Siswa yang tadinya cenderung minder, kurang percaya diri, susah diatur dan kurang dapat membawa diri, hari itu saya saksikan dengan mata sendiri sudah berubah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan