Reses di Kelurahan Sawah Lebar, Kusmito Gunawan Janji Hadirkan Solusi Konkret bagi Warga Kota Bengkulu
Anggota DPRD kota Bengkulu, Kusmito Gunawan saat mendengar aspirasi warga dari kecamatan ratu agung dan ratu samban dalam agenda reses 2025.-Medi/Bengkuluekspress.-
Harianbengkuluekspress.id — Anggota DPRD Kota Bengkulu dari Fraksi PAN, Kusmito Gunawan, kembali menyerap aspirasi masyarakat dalam kegiatan reses yang digelar di Hotel Atlet, Jalan Cendana, Kelurahan Sawah Lebar, Sabtu 6 Desember 2025.
Reses tersebut menghadirkan perwakilan dari Dinas PUPR dan Dinas Pendidikan guna memastikan setiap persoalan warga mendapatkan tanggapan langsung dari instansi terkait.
Di hadapan warga dari Kecamatan Ratu Agung dan Ratu Samban, Kusmito menegaskan bahwa reses bukan sekadar seremonial, melainkan forum untuk menghadirkan solusi konkret.
“Ini kita bantu rakyat, kita mau konkret. Rakyat tidak boleh diambang-ambang janji,” ujarnya.
BACA JUGA:Reses di Kelurahan Bentiring, Marliadi Ajak Pemuda Merantau ke Jepang
Salah satu keluhan utama warga adalah kondisi jalan rusak di beberapa titik, terutama di Kebun Kenanga dan Jalan Kinibalu. Kusmito menyebut persoalan tersebut telah direspons oleh Dinas PUPR.
“Kalau jalannya panjang dan butuh dana besar, setidaknya titik-titik lubang yang membahayakan segera ditangani dulu. Minimal untuk mencegah kecelakaan dan genangan air,” katanya.
Pada sektor pendidikan, Kusmito juga menyoroti pentingnya memastikan setiap anak di lingkungan warga mendapatkan akses sekolah.
“Kalau ada anak yang tidak sekolah, itu wajib kita sekolahkan. Sampaikan ke saya, nanti kita bantu daftarkan melalui dinas terkait, bahkan untuk hal-hal tertentu kita perjuangkan agar digratiskan,” tegasnya.
Terkait drainase, Kusmito mengakui perbaikan menyeluruh tidak bisa dilakukan sekaligus. Namun ia mendorong kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
“Kita ajak warga ikut membersihkan sedimentasi dan sampah. Pemerintah nanti turun dengan alat atau program seperti cuci siring,” jelasnya.
Masalah sampah juga menjadi perhatian. Ia menekankan pentingnya kemandirian warga dalam pengelolaan sampah sejak dari lingkungan RT/RW.
“Jangan hanya menunggu pemerintah. Sampah yang bernilai manfaat bisa diolah, seperti contoh di Lempuing. Ini pemberdayaan yang harus terus kita dorong,” tutur Kusmito.