12 Jam Tertimbun Longsor, Begini Kondisi Jalan Lintas Curup - Lebong
Setelah ditutup longsor hingga 12 jam, akhirnya jalan lintas Lebong-Curup kembali bisa dilewati kendaraan, Minggu, 21 Januari 2024.-Istimewa/Bengkulu Ekspress -
Sementara itu, Dandim 0409 Rejang Lebong Letkol Inf Moch Renaldy SSos MSi ditemui di lokasi longsor mengatakan bahwa setelah tim gabungan bekerja dengan maksimal, akhirnya material longsor sudah bisa dibersihkan.
“Meskipun pembersihan cukup lama karena terkendala alat, akhirnya material longsor sudah bisa dibersihkan,” tuturnya.
Dijelaskan Dandim, sebelumnya ada warga Kecamatan Topos yang sedang sakit dan akan dirujuk ke RSUD Kabupaten Lebong. Akan tetapi akibat jalan yang tidak bisa dilewati semua jenis kendaraan, akhirnya anggota TNI yang sedang berada di lokasi mengangkat pasien untuk melintas melewati material longsor.
“Dibawa menggunakan mobil lain untuk ke RSUD,” ujarnya.
Di sisi lain, Kapolres Lebong AKBP Awilzan SIK melalui Kapolsek Rimbo Pengadang, IPTU Amir Lukman Hakim mengatakan bahwa akibat tanah longsor yang terjadi, memang mengakibatkan jalan lumpuh tidak bisa dilewati kendaraan dan mengakibatkan kemacetan baik dari kabupaten Lebong menuju Curup ataupun sebaliknya.
“Namun saat ini kemacetan sudah bisa teratasi setelah material longsor bisa dibersihkan,” singkatnya.
Pemprov Turunkan Alat Berat
Gubernur Bengkulu, Prof H Rohidin mengatakan, saat informasi kejadiaan tanah longsor diterima, pihaknya melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi langsung menurunkan alat berat ke lokasi kejadian.
"Kita sudah menurunkan alat berat bekerja sama dengan PUPR Rejang Lebong dan Lebong serta BPBD setempat," kata Rohidin, Minggu 21 Januari 2024.
Dijelaskannya, pembersihan material longsor di jalan lintas Lebong-Rejang Lebong itu juga dibantu oleh TNI dan Polri. Kolaborasi yang cepat itu, membuat jalan lintas tersebut bisa kembali dilalui oleh pengendara.
"Dukungan penuh dari TNI/POLRI sangat membantu. Kolaborasi itu mempu mengatasi masalah dengan cepat," bebernya.
Perubahaan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan itu, menurut Rohidin, harus diantisipasi. Mitigasi bencana menjadi langkah penting. Agar tidak ditemukan korban jiwa, maupun kerugian material cukup besar.
"Pengguna jalan untuk tetap hati-hati. Selalu melakukan upaya mitigas bencana," tambahnya.